MEDU-ONLINE LUWU UTARA — Puluhan hektare lahan pertanian warga Dusun Talagonggo, Desa Tolada terendam banjir.
Warga setempat berharap pihak pemerintah, memperbaiki tanggul yang jebol.
Aris (45) yang berprofesi sebagai petani, dan merupakan warga Dusun Talagonggo saat ditemui awak media menuturkan bahwa banjir yang melanda pemukimannya, merupakan akibat dari hujan deras beberapa hari yang lalu di hulu.
Sehingga mengakibatkan debit air sungai meningkat dan sampai merendam pemukiman dan lahan pertanian warga.
“Banjir yang terjadi di sini tidak menentu datangnya, walaupun di sini musim kemarau, tapi musim hujan di hulu sungai, tetap akan berdampak di wilayah kami. Bahkan jika hujan deras di hulu, ketinggian air yang nenggenangi rumah warga, mencapai ketinggian hingga satu meter, ” ucap Aris, di kediamannya, Minggu, (12/09/2021).
Aris juga mengatakan, wilayah Dusun Talagonggo ini sudah terendam banjir selama 16 hari dan sampai saat ini belum ada pihak pemerintah yang menyalurkan bantuan kepada kami, hanya bantuan dari masyarakat yang ada.
“Sudah 16 (enam belas) hari kami terendam banjir, tetapi kami masyarakat dusun talagonggo belum pernah mendapat bantuan dari pihak pemerintah, pernah ada bantuan masuk, tetapi itu bantuan dari masyarakat berupa sembako dan kebutuhan lainnya,” jelasnya.
Aris menambahkan, penghasilan masyarakat dominan dibidang pertanian seperti jagung,jeruk dan kelapa sawit tetapi kalau sudah begini situasinya tanaman kami itu banyak yang mati.
“Bahkan tanaman jeruk saya itu yang saya tanam ada sekirar 200 pohon, tetapi yang hidup itu tinggal 20 pohon,di karenakan direndam air jadi banyak yang mati, serta masih ada lahan warga yang dekat dengan sungai tiu, masih terendam sampai sekarang, dan lahan pertanian warga yang terendam banjir itu yang saya tau dan khususnya orang duri disini, ada sekitar 50 hektare,” pungkasnya.
Warga juga berharap kepada pihak pemerintah agar segera memperbaiki tanggul sungai yang sudah rusak. Sehingga apa bila musim hujan tiba, air tidak lagi sampai menggenangi rumah warga.
“Kami sangat berharap kepada pihak pemerintah agar tanggul yang rusak itu bisa diperbaiki, karena kalau tanggul itu di perbaiki, biar musim hujan di hulu air itu tidak sampai masuk ke pemukiman warga. Tetapi kalau tanggul itu tidak di perbaiki, biar kemarau disini, tetapi hujan di atas hulu, yah beginimi jadinya, air tetap merendam rumah warga,” kuncinya. (*)