2 Minggu Lagi Pencoblosan, Survei BPI Sebut Prabowo-Sandi Melejit Capai 55,19 Persen

JAKARTA — Lembaga survei Bimata Politica Indonesia (BPI) melalukan survei jelang hari pencoblosan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Hasilnya, pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 menyusul elektabilitas capres dan cawapres nomor urut 01.

Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha dalam siaran persnya mengatakan, dari hasil survei yang dilakukan pada 23-29 Maret 2019, posisi elektabilitas Jokowi-Maruf berada di angka 36,30 persen. Sementara Prabowo-Sandi berada jauh di atas dengan perolehan 55,19 persen. Sementara itu 8,51 persen tidak menjawab atau belum menentukan pilihan.

Hasil survei yang dilakukan pada 23-29 Maret 2019 dengan metode wawancara tatap muka kepada 1.022 responden yang mewakili 34 provinsi di Indonesia dengan margin of error 3,06 persen, menunjukkan elektabilitas petahana merosot signifikan.

Panji mengungkapkan, bahwa isu-isu netralitas aparat negara, korupsi di pemerintahan atau partai pendukung Jokowi yang membuat elektabilitasnya turun signifikan. Perubahan elektabilitas kedua kandidat dalam sebulan terakhir bahkan hari-hari terakhir sebelum pemilihan, cenderung sangat dinamis dan mengikuti isu per isu.

“Kalau kandidat satu pihak pendukungnya korupsi, langsung berdampak pada menurunnya angka elektabilitas bahkan tidak menutup kemungkinan kandidat lainnya mendapatkan limpahan suara,” kata Panji, Jumat (5/4), tulis Republika.co.id.

Panji menambahkan, Jokowi kehilangan banyak potensi suara dari generasi muda. Hal ini disebabkan isu ketidaknetralan aparat negara dan penggunaan perangkat pemerintahan yang bahkan dinilai mirip seperti saat rezim Orde Baru berkuasa.

Menurutnya, dari sisi demografi, anak-anak muda mulai meninggalkan Jokowi karena menilai pendukungnya selalu meneriakkan Orde Baru ada di kubu sebelah. Namun, isu-isu pemanfaatan aparat dan perangkat negara dalam upaya mempertahankan kekuasaan seperti Orde Baru dilakukan oknum-oknum di pemerintahannya.

“Belum lagi isu korupsi, belum terungkapnya penyerang Novel Baswedan, pendukungnya ada yang di-OTT KPK, amplop Luhut, dan sebagainya,” ujarnya.

Jumlah responden yang mengikuti survei BPI terdiri dari 1.022 responden dan mewakili 34 provinsi di Indonesia. Responden kemudian dipilih secara acak bertingkat selanjutnya digunakan metode pengumpulan data dengan wawancara tatap muka dan kuisioner dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 3,062 persen.

(*)

Pos terkait