PALOPO — Angka inflasi di Palopo pada Januari 2018 sebesar 0,75 persen, dan hal tersebut lebih dominan dipicu harga beras dan sayuran. Tomat dan ikan juga memberi kontribusi yang besar terhadap inflasi tersebut. Hal ini disampaikan Kepala BPS kota Palopo Ruben Pabunta pada rapat TPID yang dipimpin langsung Pjs Walikota Palopo Andi Arwien Azis S.STP di ruang kerjanya, Kantor walikota Palopo, Jalan Samiun, Rabu, 14/3/2018.
Kepala BPS melanjutkan, inflasi tidak perlu dirisaukan selama itu masih dalam batas kewajaran karena pada dasarnya hal tersebut dapat memicu perekonomian. “Namun biar bagaimana tetap perlu disikapi,” tandas dia.
Sementara itu, Pjs Walikota Andi Arwin, pada rapat tersebut menyampaikan jika melihat rata-rata inflasi nasional 0.15 persen, nilai inflasi di Palopo cukup tinggi.
“Jelang Ramadan harga harus segera diantisipasi sehingga tidak membebani masyarakat,” ungkap Arwin.
Pada kesempatan itu juga dirinya berharap agar media massa dapat menyampaikan berita objektif terkait ketahanan pangan sehingga masyarakat tidak selalu risau dengan informsi yang falid.
Di waktu yang sama Kepala Dinas Persandian dan Statistik Kota Palopo, Renaldi mengatakan menghadapi inflasi tidak perlu dihadapi dengan panik, karena inflasi pun sebagai pertanda kemajuan ekonomi. Dirinya juga membenarkan bahwa peran media massa sangat diharapkan memberi info yang baik sehingga tidak menimbulkan kepanikan atau meresahkan masyarakat.
“Karena ketika info terlait ketahanan pangan kadang menjadi pemicu untuk mendorong oknum tertentu melakukan penimbunan barang. Untuk itu pemantauan harga pasar harus rutin dilakukan,” ungkap Reinaldi.
Sama halnya dengan Kadis Perdagangan, Zulkifly, pada kesempatan itu menyampaikan salah satu upaya mencegah inflasi bisa dilakukan dengan mengoptimalkan peranan rumah pangan. “Dalam sepekan, 5 lalu kami pantau perkembangan komoditi pokok, BBM dan gas elpiji. Dan hingga saat ini semua aman,” jelas Kadis Perdagangan.
Kepala Badan Ketahanan Pangan kota Palopo Drs. Tono mengatakan stok beras saat ini cukup. Cadangan beras Kota Palopo saat ini mampu dikonsumsi hingga 3 bulan ke depan.
“Hal ini perlu diinformasikan bahwa beras sangat cukup. beras tidak hanya ditampung di bulog, tapi juga di pabrik dan gudang petani,” papar Drs Tono.
Lanjutnya, terkait kenaikan harga perlu juga dipahami bersama dimana jika kenaikan harga masih Rp 500, itu terbilang wajar namun kalau kenaikan harha mencapai atai diatas Rp. 2000 hal tersebut sudah perlu diwaspadai. “Janganlah karena persoalan kenaikan harga Rp 500, sudah terpublis, karena kenaikan itu masih terbilang wajar,” imbuh Tono.
Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divisi Regional Kota Palopo, Luthfi Said, yang membawahkan empat daerah di Luwu Raya serta Toraja dan Toraja Utara, mengatakan saat ini tersedia stok 369 ton beras di gudang Balandai, dan bansos rastra sudah disalurkan sampai bulan Maret 2018. “Harga beras di Palopo sesungguhnya dalam kondisi stabil, jika ada kenaikan, itu paling dipicu oleh situasi nasional,” ungkap Kabulog Palopo.
Lanjutnya, saat ini yang jadi soal adalah jumlah penggilingan padi di Kota Palopo sangat terbatas. Hal ini berbanding terbalik dengan luas wilayah pertanian yang ada. Belum lagi kondisi dimana hampir sebagian besar pedagang mengambil beras dari luar wkilayah Kota Palopo, (Sidrap). Ini juga yang bisa menyebabkan inflasi,” jelasnya.
Pada rapat TPID itu, dihadiri pula Plt Sekda kota Palopo, Assisten II kota Palopo, serta sejumlah kepala OPD, para pengusaha distributor/penyalur, dan stakeholder terkait lainnya.(Ist/*)