“Ada seorang perempuan di Rusia yang, konon, bisa menggerakkan benda-benda dengan pikirannya.”
Namanya Dita. Umur 34 tahun. Dia seorang ibu rumah tangga di Jakarta. Sekitar dua tahun lalu, rumah tangganya limbung diterpa badai. Dita curiga terhadap kelakuan sang suami. Dia galau berat, tak tahu apa yang mesti dilakukan.
“Aku penasaran pada suami…. Antara curiga dan nggak curiga,” ujar Dita—dia berkeberatan memberikan nama lengkap—seperti dikutip detikX beberapa hari lalu. Alih-alih menyewa jasa detektif swasta untuk mencari bukti atau pergi ke penasihat perkawinan, Dita malah datang ke Primaswara Wijisayekti.
Primaswara, atau lebih tenar dengan nama Madam Arra, adalah seorang pembaca kartu tarot, seorang peramal. Selain melayani ‘konsultasi’ pribadi, Madam Arra berpraktik di gedung Wimo, kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Lewat kartu tarot di tangan Madam Arra, Dita berharap bisa menemukan ‘petunjuk’.
“Ternyata, dari bukaan Madam Arra, nggak seperti yang saya curigai selama ini. Yang bikin risau hanya pemikiran negatif saya,” kata Dita. Walhasil, curiganya hilang, selamatlah bahtera rumah tangga Dita. Sejak hari itu, setiap kali pikirannya galau, Dita sering datang ke Madam Arra. “Ketagihan sih nggak. Cuma memastikan feeling-ku benar atau tidak.”
Boleh percaya atau tidak, pada zaman orang mulai memikirkan pergi ke Planet Mars, pada masa mobil bisa melaju di jalan raya tanpa perlu sopir, ternyata masih banyak orang yang pergi berkonsultasi kepada peramal. Bukan cuma Dita di Jakarta, tapi juga gadis-gadis di Seoul, Korea Selatan, para jenderal yang sangat berkuasa, bahkan artis-artis Hollywood.
Meski banyak orang tak percaya pada peramal, dukun, paranormal, dan sebagainya, jangan pandang sepele bisnis ramal-meramal ini. Majalah The Economist pada akhir Februari 2018 menulis, nilai bisnis ramal-meramal di Korea Selatan saja ditaksir akan menembus US$ 3,7 miliar atau kurang-lebih Rp 51 triliun. Paik Woon-san, Ketua Asosiasi Peramal Korea, menaksir ada sekitar 300 ribu peramal dan 150 ribu mudang alias dukun di Negeri Ginseng hari ini.
Beberapa waktu lalu, lembaga riset Trend Monitor menggelar survei. Kesimpulannya, dua dari tiga warga Korea Selatan yang mereka tanya, paling tidak sekali dalam setahun, berkonsultasi dengan tukang ramal. Tak tua tak muda, semua datang kepada peramal untuk mengetahui apa yang mungkin terjadi pada hari esok atau kecocokan dengan calon jodoh. Seorang juru ramal di Broken Heart Tarot Club di Kota Seoul menuturkan banyak anak muda suka ramalan dengan kartu tarot. “Ramalannya cepat, mudah, dan kartunya menarik dilihat,” kata dia.
Ramal-meramal dan dukun ini jadi urusan serius, bahkan akhirnya jadi skandal, kala melibatkan pucuk kekuasaan di Korea Selatan. Dua tahun lalu, hubungan antara Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dan Choi Soon-sil jadi kepala berita semua media di negeri itu. Bukan pekerjaan Choi Soon-sil sebagai ‘penasihat spiritual’ alias dukun bagi Presiden Park yang jadi persoalan.
“Apa yang aku kerjakan sama sekali bukan hal luar biasa. Semua orang yang menonton ini bisa melakukannya.”
Tyler Henry, peramal dari Amerika Serikat
Walaupun tak punya jabatan di Istana Kepresidenan Korea Selatan atau Istana Biru, kabarnya Soon-sil ikut menyusun pidato Presiden Geun-hye, bahkan konon turut menentukan hal-hal sepele, seperti warna busana yang harus dikenakan Presiden. Presiden Geun-hye, terungkap dari rekaman percakapan telepon yang diperoleh Kantor Kejaksaan Seoul dari ponsel milik Jeong Ho-seong, mantan Sekretaris Presiden Geun-hye, beberapa kali memerintahkan pembantunya meminta pendapat Soon-sil soal rancangan pidatonya.
Begitu besar kekuatan pengaruh perempuan itu di pucuk kekuasaan di Seoul, seorang mantan pejabat Istana Biru menyebut Soon-sil sebagai orang paling berkuasa di Korea Selatan. “Saat aku masih bekerja di sana, orang-orang selalu memperingatkan, ‘Jika terlalu dekat dengan Soon-sil, pelan-pelan kalian akan tersingkirkan.’ Aku mengangkat isu soal tidak transparannya pengambilan keputusan, maka aku ditendang ke luar,” kata Cho Eung-chun, mantan Sekretaris Senior Presiden, kepada Reuters.
Media di Korea Selatan punya sejumlah julukan bagi Soon-sil. Ada yang menjulukinya The Devil Wear Prada, ada pula yang menyebutnya Rasputin Perempuan, merujuk pada Grigori Rasputin, dukun Rusia yang dekat dengan keluarga Tsar Nicholas II, seabad silam. “Aku percaya pada dia lantaran dia bersamaku saat aku melewati masa-masa paling sulit dalam hidupku,” kata Presiden Park Geun-hye soal hubungannya dengan Choi Soon-sil. Setahun lalu, Presiden Geun-hye dipaksa turun dari kursinya sebelum masa jabatannya berakhir.
Di Amerika Serikat, ada sejumlah penujum dan dukun kondang yang mengaku bisa menjalin kontak dengan arwah, di antaranya Sylvia Browne, John Edwards, si kembar Linda dan Terry Jamison, serta Tyler Henry.
Kepada pembawa acara kondang Larry King, John Edwards menuturkan, dia baru berumur 15 tahun saat menyadari kemampuannya berhubungan dengan ‘dunia lain’. Semua orang, menurut John, sebenarnya punya kemampuan seperti dia. “Apa yang aku kerjakan sama sekali bukan hal luar biasa. Semua orang yang menonton ini bisa melakukannya…. Mereka hanya perlu menaruh perhatian lebih pada energi itu,” kata John.
Saat tampil di acara I am a Celebrity beberapa pekan lalu, John mengaku pernah berhubungan dengan mendiang Putri Diana. Kepada Paul Burrell, mantan Kepala Pelayan Putri Diana, John mengungkapkan sejumlah detail kamar Putri Diana. “Saat aku masuk kamar itu, tampak semua terbuat dari panel kayu, ada piano di salah sisi dan ada gelas kecil berbentuk burung,” kata John.
Burrell ternganga, tak habis pikir. Bagaimana peramal itu bisa tahu isi kamar pribadi Putri Diana? “Tidak mungkin dia bisa tahu semua itu. Impossible,” kata Burrell. Banyak yang percaya pada kemampuan John Edwards dan para peramal ini, tak sedikit pula yang beranggapan aksi John Edwards, juga Tyler Henry di televisi, hanyalah tipuan belaka. Dua kubu yang tak pernah bisa bertemu. Faktanya banyak orang yang menonton acara mereka di televisi. Banyak selebritas Hollywood yang mau datang ke acara mereka.
Begitu populernya para ‘peramal’ ini, 45 tahun silam, Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA) pernah meneliti ‘keaslian’ klaim Uri Geller, peramal dari Israel. Setahun lalu, dokumen CIA soal Geller ini dibuka untuk umum. Geller mengklaim punya banyak kemampuan yang tak biasa: menggerakkan barang dengan gelombang pikiran sampai menerawang dunia lain. Pada satu kesempatan, Geller pernah mengatakan kemampuannya itu dia peroleh dari makhluk dari luar bumi.
CIA, menurut Geller, mendengar kabar ada orang dengan kemampuan seperti dia di Rusia. “Ada seorang perempuan di Rusia yang konon bisa menggerakkan benda-benda dengan pikirannya,” Geller menuturkan kepada Washington Post. Selama berhari-hari, CIA menguji kemampuan Geller dengan pelbagai cara. CIA menyimpulkan peramal dari Israel itu memang punya kemampuan tak biasa.(Ist/DT/*)