Silaturrahmi Judas Amir, Datu Luwu Imbau Kerabat dan Pemangku Adat Tak Terprovokasi

PALOPO — Datu Luwu, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau mengimbau seluruh kerabat dan pemangku adat yang ada di Luwu Raya, termasuk seluruh elemen masyarakat di Luwu Raya, terkhusus di Kota Palopo untuk tidak terpancing dan terprovokasi dan tidak melakukan hal-hal negatif yang berpotensi merusak tatanan demokrasi yang tengah berjalan di Kota Palopo, jelang Pilkada Palopo 2018.

Imbauan Datu Luwu tersebut menanggapi merebaknya polemik di sosial media (Sosmed) terkait pernyataan Calon Walikota Palopo Nomor Urut 1, HM Judas Amir saat debat kandidat, di Gedung SCC Palopo, Selasa (8/5/2018) sore lalu.

“Saya minta seluruh kerabat dan pemangku adat di Luwu Raya, terkhusus masyarakat Kota Palopo supaya tidak melakukan hal-hal negatif. Mari kita jaga proses Pilkada Palopo berlangsung damai, aman, dan demokrasi,” kata Datu Luwu, di Istana Kedatuan Luwu, Rabu (9/5/2018).

Datu Luwu ke-40 ini mengatakan, pernyataan Judas Amir yang menyatakan saat ini sudah tidak ada raja di Kota Palopo, tidak perlu dipolemikkan dan diperdebatkan.

Sebab, kata Datu Luwu, dirinya sudah bertemu dengan Judas Amir di Istana Kedatuan Luwu, dan memahami benar maksud perkataan Judas Amir tersebut saat debat kandidat kedua yang diadakan KPU Palopo di Gedung SCC.

Menurut Datu Luwu, dari penjelasan Judas Amir sebenarnya tidak ada masalah yang perlu diperdebatkan. Sebab, dalam tata negara, kerajaan termasuk raja didalamnya memang sudah tidak ada. Dalam artian, dalam tata negara, yang ada saat ini adalah pemerintah daerah sebagai penyelenggara pemerintahan.

Namun, dalam bingkai kebudayaan, kerajaan termasuk raja didalamnya adalah bagian tidak terpisahkan dalam elemen bangsa ini. Bahkan, dalam bingkai kebudayaan, kerajaan dan perangkatnya adalah mitra pemerintah daerah.

“Saya memahami dan mengetahui maksud Pak Judas Amir saat debat. Sayang sekali, saat debat tersebut, Pak Judas dibatasi waktu, sehingga pernyataanya terpenggal karena dibatasi waktu, sehingga tidak sempat menjelaskannya secara utuh. Makanya, saya imbau seluruh kerabat dan pemangku adat di Luwu Raya, terkhusus masyarakat Kota Palopo supaya tidak melakukan hal-hal negatif. Mari kita jaga proses Pilkada Palopo berlangsung damai, aman, dan demokrasi,” ujar Datu Luwu, serius.

Diakui Datu Luwu, antara dirinya dengan Judas Amir sudah saling memaafkan, dan tidak ada permasalahan.

“Saya dan Pak Judas Amir sudah bertemu dan saling memafkan. Saya juga menjelaskan kepada Pak Judas Amir, bahwa sejak Indonesia merdeka atau NKRI terbentuk, memang kerajaan sudah tidak berkuasa dalam tatanan tata negara. Ini juga yang dimaksudkan Pak Judas Amir. Namun, dalam tatanan pemajuan kebudayaan, tentunya kerajaan dan perangkatnya adalah bagian tak terpisahkan dari bangsa ini, bahkan menjadi mitra pemerintah,” kata Datu Luwu.

Untuk diketahui, HM Judas Amir mendatangi Istana Kedatuan Luwu, Rabu (9/5/2018), sore tadi. Judas Amir disambut Datu Luwu dan beberapa kerabatnya, di antaranya Andi Nurpalullu.

Saat bersilaturahmi dengan Datu Luwu, Judas Amir menjelaskan pernyataannya yang diakuinya diplintir sekelompok oknum warga karena tendensi politik terkait pencalonannya maju Pilkada Palopo, lantaran pernyataannya tersebut terpenggal karena terbatas waktu saat debat.

Judas Amir menjelaskan secara utuh maksud pernyataannya tersebut, bahwa secara tata negara, kerajaan dan perangkatnya sudah tidak ada. Namun, secara kebudayaan, kerajaan dan perangkatnya adalah bagian tidak terpisahkan dari pemerintah daerah, bahkan pemerintah daerah bertanggungjawab untuk melestarikan kebudayaan, di mana didalamnya tidak terpisahkan dari kerajaan dan para perangkatnya.

Dalam kesempatan tersebut, Judas Amir menyampaikan, bahwa pasangan JUARA menaruh perhatian serius terhadap pengembangan dan pelestarian kebudayaan di Kota Palopo, jika terpilih memimpin kota bermotto ‘Idaman’ ini, untuk periode 2018/2023.

Dia menyatakan, dalam visi misinya, pasangan JUARA akan konsen memajukan dan melestarikan kebudayaan dan adat istiadat di daerah ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Sekaitan visi misi JUARA memajukan kebudayaan dan adat istiadat, ada 10 point penting yang kami masukkan dalam visi misi kami. Ini membuktikan bahwa kami serius dan konsen memajukan kebudayaan dan adat istiadat,” ujar Judas Amir.

Judas Amir juga memaparkan 10 point tersebut. Yakni, menjamin kebebasan berekrpresi, menjamin pelindungan atas ekspresi budaya, melaksanakan pemajuan budaya, memelihara kebhinekaan, mengelola informasi di bidang kebudayaan, menyediakan sarana dan prasarana kebudayaan, menyediakan sumber pendanaan untuk pemajuan kebudayaan, membentuk mekanisme pelibatan masyarakat dalam pemajuan kebudayaan, mendorong peran aktif dan inisiatif masyarakat dalam pemajuaan kebudayaan, dan menghidupkan dan menjaga ekosistem kebudayaan yang berkelanjutan.

Judas Amir juga menjelaskan maksud pemajuan kebudayaan dalam visi misinya, yakni pemajuan kebudayaan bertujuan untuk meangembang nilai-nilai luhur budaya bangsa, memperkaya keberagaman budaya, memperteguh jati diri bangsa, memperteguh persatuan dan kesatuan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan citra bangsa, mewujudkan masyarakat madani, meningkatkan kesejahteraan rakyat, melestarikan warisan budaya bangsa, dan mempengaruhi arah perkembangan peradaban dunia sehingga kebudayaan menjadi haluan pembangunan nasional.(Rls/*)

Pos terkait