Tiga Kali Ceramah dalam Lima Bulan Terakhir, Das’ad Isi Tausiah di Acara Bukber Bupati Luwu Utara

Masamba — Siapa yang tidak kenal ustadz yang satu ini. Konten ceramahnya tegas, berani dan penuh guyon. Namun dari ketiga “fitur” yang melekat itu, yang terakhir bikin orang semakin antusias melihat pria kelahiran 1973 ini dalam menyampaikan ceramahnya. Adalah Dr. H. Das’ad Latif, S.Sos, S.Ag, M.Si. yang untuk ketiga kalinya ceramah di Kabupatren Luwu Utara dalam lima bulan terakhir di 2018.

Yang pertama, Das’ad tampil di MTQ Tingkat Kabupaten di Kecamatan Bonebone pada Februari lalu. Kemudian Maret kembali tampil di acara Tabligh Akbar Pilkada Damai Polres Luwu Utara di Masjid Agung Syuhada. Dan yang paling gress, dia tampil memberikan tausiah di acara Buka Bersama (Bukber) di Rumah Jabatan Bupati Luwu Utara, Kamis (8/6), yang juga dihadiri beberapa tokoh penting, seperti mantan Bupati Arifin Junaidi, Ketua DPRD Machfud Yunus, Kapolres Boy FS Samola dan Tokoh Walmas, Syukur Bijak, serta beberapa tokoh lainnya.

Das’ad dalam tausiahnya di hadapan Bupati dan para pejabat lainnya, serta ASN dan masyarakat umum lainnya kembali memberikan pesan-pesan agama yang diselingi guyon tapi penuh makna. Ada dua poin penting yang ia sampaikan, yaitu tentang taubat dan jihad. Berbicara tentang taubat, Das’ad menjelaskan bahwa tobat itu adalah berhijerah. Hijerah dalam konteks aktivitas kehidupan.

“Ramadan adalah bulan pengampunan dosa. Jadi, rugi kita pak, kalau di bulan ramadan ini kita tidak bertobat, karena tidak ada manusia yang tidak ada dosanya. Semua punya dosa. Kalau orang masuk surga karena tidak punya dosa, maka demi Allah, tidak ada isinya surga. Kenapa? Semua orang punya dosa,” tutur Das’ad. Bagaimana syarat agar tobat bisa diterima? Das’ad menyebutkan, perbanyak istighfar dan salat sunnat tobat.

“Astaghfirullahaladzim wa’atubu ilaihi. Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadzdzaalimiin. Perbanyak istighfar. Di bulan ramadan, sebaik-baiknya tobat adalah jelang berbuka. Dan jangan lupa perbanyak salat tobat 6 rakaat. Ramadan ini ibaratnya pesta diskon. Pesta dihapus kita punya dosa. Maka keliru dan bodoh kita jika ramadan ini kita tidak mnfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk bertobat,” jelas Das’ad.

Bagaimana penjelasan Das’ad soal jihad? Kata Das’ad, puncak jihad itu bukan perang fisik melawan musuh, melainkan perang melawan hawa nafsu. “Jihad tidak mesti perang melawan musuh, tapi jihad yang sesungguhnya adalah mengendalikan hawa nafsu. Jihadnya seorang ASN adalah memberikan pelayanan yang prima dan terbaik kepada masyarakat. Ada uang atau tidak ada uang, kita urus dengan baik itu masyarakat. Ada orang urus KTP jangan dipersulit,” ujarnya menambahkan.

“Tentara apa jihadnya? Menjaga NKRI. Polisi jihadnya menciptakan kedamaian di tengah-tengah masyarakat. Ustadz jihadnya dakwah. Mahasiswa jihadnya menuntut ilmu,” tegas Das’ad.

Terakhir Das’ad mengajak seluruh yang hadir untuk tidak selalu berprasangka buruk kepada siapa saja.

“Jangan suka berprasangka buruk kepada sesama. Karena tak ada hal baik yang diawali dengan berprasangka buruk,” pungkasnya.

Sebelumnya, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, dalam sambutannya mengatakan bahwa acara buka bersama yang rutin ia laksanakan setiap bulan ramadan adalah kegiatan silaturahmi dalam rangka mendapatkan ridho ilahi.

“Semoga dengan kehadiran kita di sini, berkah Allah dan perlindungan Allah, senantiasa diberikan kepada kita semua. Karena bersilaturahmi, maka insya Allah akan menjadi asbab dibukakannya pintu reski, dipanjangkannya umur kita semua, dan insya Allah kita semua akan dipertemukan di surganya Allah Swt,” ujar Indah. (LH)

Pos terkait