MAKASSAR — Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal (Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA) bahwa salah satu sifat Allah adalah Maha Kreatif. “Jadi jika ingin menjadi hamba yang baik, maka jadilah orang yang kreatif dengan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi orang banyak”. Salah satunya ialah menulis dan menghasilkan sebuah buku yang bermanfaat, khususnya dalam bidang yang bersangkutan niscaya kalian akan menjadi manifestasi sifat Allah yang Maha Kreatif.
Hal tersebut jugalah yang mendorong salah seorang mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana Jakarta. Mahasiswa asal Bone ini terinspirasi hingga ia menghasilkan karya berupa buku dengan judul “Akuntansi dalam Kebudayaan Bugis”. Buku ini tergolong unik dan baru dalam kajian ilmu akuntansi, pasalnya sangat jarang tulisan terkait akuntansi dan budaya, termasuk yang mengulasnya dengan kebudayaan Bugis.
Karena keunikannya, buku dengan tebal sekitar 150 halaman diberi kata pengantar oleh mantan Rektor Universitas Muslim Indonesia (Prof. Dr. Hj. Masrurah Mukhtar, MA). Dalam pengantarnya beliau menyatakan bahwa jika mendengar kata akuntansi, maka yang terlintas di benak kita adalah jurnal, debet/kredit, laporan keuangan dan angka-angka. Kajiannya lebih didominasi topik-topik yang berkaitan dengan akuntansi keuangan, akuntansi manajerial, pengauditan, perpajakan, governance (corporate governance dan pengendalian), system informasi akuntansi dan topik lain-lain.
Selain itu, yang membuat saya tertarik dari buku “pandangan penulis terkait dengan akuntansi dan kebudayaan Bugis”. Topik ini, bisa dikatakan sangat baru dalam kajian akuntansi. Apa lagi secara khusus mengulas hingga menyentuh nilai-nilai yang terdapat dalam kebudayaan Bugis. Seperti “Akuntansi dan Ada Tongeng dalam Budaya Bugis”. Menurut penulis bahwa Ada tongeng dalam informasi akuntansi adalah sebuah nilai yang berfungsi untuk menjaga kebenaran, kevalidan dan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan, sehingga aktualisasi ada tongeng dalam akuntansi dipandang perlu sebagai kode perilaku bagi akuntan.
Bukan hanya Rektor Universitas Muslim Indonesia, tapi salah satu Wakil Direktur Pascasarjana Universitas Mercu Buana Jakarta turut mengapresiasi karya Muhammad Aras Prabowo. Menurutnya “Aras sangat kreatif mengkristalisasikan ide ide cemerlang dalam bukunya. Dengan berbasiskan pemikiran keakuntansian, Aras berhasil dengan jernih mengkritisi dan menyampaikan pokok pokok pikiran untuk menjawab berbagai masalah sosial yang ada, khususnya lingkungan masyarakat bugis. “Penulis telah berkiprah dalam memotret budaya bugis dengan kaca mata akuntansi. Buku ini sangat layak dibaca oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat Sulawesi Selatan” jelas Doktor lulusan Universitas Brawijaya Malang Bapak Hadri Mulya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Rektor Universitas Andi Djemma Palopo Dr. Andi Mattingaragau Tenrigau, SE.,M.Si. dan Dr. Periansya,SE., M.M., CMA. Dosen Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
“Akuntansi tidak lagi dipahami sebatas accounting number, namun lebih dari itu mampu menembus batas-batas kuantitatif. Buku ini mengulas bagaimana akuntansi masuk dalam perspektif yang lebih luas. Bukan lagi sekedar angka-angka tapi berani mengungkap makna di balik fakta empiris. Hemat saya kata Dr. Andi Mattingaragau “buku ini menarik di baca”.
Sedangkan Periansyah “sangat mengangumkan, anak mudah dengan kemampuan yang luar biasa bisa seperti Muhammad Aras Prabowo. Dia telah menembus skat tulisan yang keluar dari pakem biasa”.
Buku ini menjadi penting, karena wacana seperti ini sudah mulai langka ditemukan dalam kontruksi pengetahuan modern. Lewat karyanya, Aras ingin menampilkan kekayaan pengetahuan lokal dan kaitannya dengan ilmu akuntansi. Olehnya itu, buku ini menarik untuk dibaca guna memperkaya pengetahuan kita, khususnya soal akuntansi dan kaitannya dengan kearifan lokal. Jelas Suaib Amin Prawono selaku Pimpinan Redaksi seputarsulawesi.com.
Muhammad Aras Prabowo adalah anak petani dari pasangan Renreng dan Saripa dari Desa Parippung, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone. Riwayat pendidikannya dimulai dari SD Inpres 12/79 Parippung, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Barebbo dan mengambil jurusan akuntansi di SMK Unggulan Negeri 1 Watampone.
Pendidikan tinggi dilanjutkan di Universitas Muslim Indonesia dengan menorehkan sebuah prestasi yaitu menerbitkan jurnal internasional dengan dosennya Dr. Darwis Lannai, MM dengan judul “Strengthening the Auditor Ethics with Bugis
Culture Value in Phenomenology Perspective at Makassar-Indonesia” terbit di Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 10(16) November 2016.
Karya selanjutnya terbit dalam Prosiding Konsolidasi Keilmuan Nasional Mahasiswa Pascasarjana Indonesia di Universitas Gadjah Mada dengan judul “Praktik Ekonomi Islam Dalam Suku Bugis Bone” sebagai delegasi dari mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Mercu Buana Jakarta. Saat ini Muhammad Aras Prabowo sedang dalam proses penyelesaian study dengan tesis yang berjudul “Konstruksi Kode Etik Akuntan Publik Perspektif Nilai Budaya Bugis.
A. P sebagai akronim Muhammad Aras Prabowo mengaku sangat bahagia dan bersyukur atas terbitnya buku “Akuntansi dalam Kebudayaan Bugis”. “Saya berharap buku ini mampu menginspirasi setiap orang, khususnya dalam dunia intelektual agar memperhatikan aspek kearifan lokal dalam setiap penelitan”.
“Khusus untuk ilmu akuntansi, saya kira akan bernilai jika akuntansi bernapaskan kebudayaan dan kearifan lokal, termasuk budaya Bugis” tutup M. A. P di Jakarta, Sabtu kemarin, (04/08/2018). (Ist/**)