Maros — Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, kembali berbagi inspirasi, ilmu, pengalaman, dan motivasi dalam sebuah forum terbesar di dunia tentang tanah, yaitu Global Land Forum (GLF), Jumat (21/9), di Baruga Rammang-rammang Kabupaten Maros. Indah berbicara tentang Batas Desa dan Perluasan Wilayah Kelola Masyarakat di hadapan 84 negara peserta Field Visit GLF yang terdiri dari berbagai Organisasi Pembangunan Internasional, Badan PBB, Lembaga Pemerintah, Akademisi, dan Organisasi Masyarakat Sipil.
Kehadiran Bupati Indah Putri Indriani di pertemuan yang diselenggarakan oleh International Land Coalition (ILC) bersama beberapa CSO Indonesia ini adalah untuk berbagi kiat dan bertukar pembelajaran tentang Reforma Agraria, Kedaulatan Pangan, Hak Masyarakat Adat dan Hak Perempuan Atas Tanah. Dalam pertemuan tersebut, isteri Muhammad Fauzi ini berjanji tidak akan pernah berhenti berupaya untuk terus mendorong penetapan batas desa dan wilayah kelola rakyat, termasuk masyarakat adat.
“Di Luwu Utara telah dibentuk yang namanya Gugus Tugas Reforma Agraria dan Penetapan Tapal Batas Desa. Ini yang menjadi wadah multipihak dan tim kerja guna membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara dalam mendorong penetapan batas desa dan perluasan wilayah kelola rakyat,” jelas dosen Universitas Indonesia ini, seraya berharap agar proses-proses yang sudah dilakukan di Luwu Utara dapat menjadi informasi penting dalam kegiatan yang sama di Bandung pada 24 – 26 September 2018 mendatang.
“Ayo ke Luwu Utara untuk melihat proses-proses yang telah dilakukan masyarakat dan Pemda Luwu Utara dalam Penataan Batas Desa dan Perluasan Wilayah Kelola Masyarakat,” tutup Indah sembari mengajak peserta untuk berkunjung ke Luwu Utara. Selain Bupati Luwu Utara, turut hadir sebagai Narasumber, Bupati Maros Hatta Rahman, Koordinator Nasional JKPP Deny Rahadian dan Perwakilan dari Bank Indonesia. Setelah Field Visit GLF ini, peserta akan melanjutkan Pertemuan GLF di Bandung. (LH/HMS)