Ronde Pertama Debat Capres, “Bincang Iccang” Gelar Nobar di Markopo

PALOPO/JAKARTA — Kamis malam ini (17/1) ronde pertama Debat Capres 2019 akan segera dimulai. Dua pasang Capres sudah bersiap “naik ring tinju”.

Di Kota Palopo, masyarakat juga terlihat antusias menyaksikan acara Debat Capres malam nanti.

Salahsatunya talkshow “Bincang Iccang” yang untuk episode ketiganya malam ini menghelat kegiatan Nonton Bareng alias Nobar Debat Capres dengan tema “Siapa Hebat Berdebat”.

Kegiatan ini digelar di Warkop Markopo Jalan Mungkasa, Wara Timur Palopo, mulai pukul 20.00 Wita.

Bagi anda yang ingin menyaksikan “duel terbuka” antara Pasangan Jokowi-Maaruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno bisa langsung memesan tempat yang sangat terbatas via WA Bincang Iccang 0822-9171-7105.

Talkshow ini juga menghadirkan beberapa narasumber diantaranya praktisi hukum Isma Kahman, dan beberapa pakar hukum ternama lainnya, serta tentunya tak lupa, para Ketua Tim dan anggota Tim Pemenangan Daerah kontestan Capres nomor urut 1 Jokowi-Amin dan Capres nomor urut 2 Prabowo-Sandi.

Debat capres ronde pertama ini sendiri digelar oleh KPU RI di Hotel Bidakara, Jakarta.

Tema yang akan dibahas terkait hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi, dan terorisme.

Capres Jokowi Mulai Agresif

Jelang debat capres 2019, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo terlihat makin agresif. Jokowi bahkan sempat menyentil lawannya di Pilpres 2019.

Saat deklarasi dukungan alumni UI, Jokowi mengatakan calon pemimpin negara harus memiliki pengalaman di bidang pemerintahan. Dia pun menyebutkan pengalaman dan prestasinya sebagai pemimpin di tingkat kota hingga presiden.

Sebelumnya, Jokowi juga beberapa kali melontarkan pernyataan yang cukup keras, mulai dari politikus genderuwo hingga sontoloyo.

Sebaliknya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dianggap gagal menunjukkan karakter yang sesungguhnya. Hal itu tampak ketika Prabowo menyampaikan pidato kebangsaan awal pekan lalu.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah menilai Prabowo gagal tampil menakutkan dan membahayakan, sebagaimana citra yang selama ini melekat pada karakter mantan Danjen Kopassus itu.

Direktur Eksekutif Media Survei Nasional Rico Marbun menilai sikap Jokowi yang semakin agresif tak lepas dari serangan bertubi-tubi yang dilakukan oleh kubu Prabowo. Dia menilai serangan itu berdampak pada elektabilitas Jokowi yang cenderung stagnan sebagai capres petahana.

Rico mengatakan beberapa hasil survei menyebut tingkat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin tak pernah berhasil mencapai angka di atas 70 persen. Meski masih unggul dari lawannya, namun tingkat elektabilitas Jokowi-Ma’ruf terlampau minim sebagai petahana.

“Itu terjadi karena serangan agresif dari oposisi. Maka dari itu Pak Jokowi pun menyerang balik karena berprinsip menyerang adalah pertahanan yang terbaik,” ujar Rico seperti dikutip CNNIndonesia.com.

Sikap ini pun diprediksi Rico akan muncul pada debat perdana yang digelar pada Kamis (17/1) malam.

Berkaca dari pelaksanaan debat Pilpres 2014, Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla saat itu juga cukup mengalami peningkatan tensi.

Sementara Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa justru terlihat lebih tenang.

“Sepertinya dia (Jokowi) akan ngegas karena melihat elektabilitasnya,” katanya.

Mengapa Capres ‘Berubah’ atau Hanya Gimik semata?

Rico Marbun, Direktur Eksekutif Media Survei Nasional menduga perubahan gaya Jokowi yang kini menjadi lebih agresif, tak lepas dari peran tim sukses di belakangnya.

Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir juga sempat menyampaikan bahwa pihaknya akan bersifat lebih agresif karena merasa selalu diserang oleh kubu Prabowo. Sejak saat itu, kata Rico, ada peningkatan gaya bahasa baik oleh Jokowi maupun Ma’ruf.

“Saya yakin itu input dari tim yang membaca data dan situasi yang ada,” tutur Rico.

Rico mengatakan Jokowi sebelumnya terlihat lebih sering menunjukkan perlawanan pada lawan politiknya dengan menggunakan simbol. Mulai dari olahraga tinju, berkuda, hingga memanah yang diunggah Jokowi ke media sosial Youtube.

Menurutnya, rekaman video olahraga yang diunggah itu secara tersirat menunjukkan sikap Jokowi untuk melawan para musuh politiknya.

“Tapi sekarang dia lebih ekspresif menggunakan kata-kata, jadi tidak simbolik lagi. Ini artinya dia membuka gaya melawan Prabowo dengan gaya Prabowo, bukan dengan gaya Jokowi,” tuturnya.

Sementara Prabowo yang selama ini cenderung dikenal dengan karakter keras dan menakutkan, justru menunjukkan hal sebaliknya. Ia memprediksi Prabowo tak akan terlalu agresif dalam debat malam nanti.

Sikap itu, menurutnya, juga tak lepas dari peran tim di belakangnya. Termasuk Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono yang menjadi penasihat khusus bagi Prabowo.

Sikap tersebut juga terlihat saat Prabowo menyampaikan pidato kebangsaan beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itu, Rico menilai apa yang disampaikan Prabowo menjadi sarana rekonsiliasi dengan masyarakat.

“Walaupun kalau saya lihat sebenarnya tidak lembut-lembut banget juga. Artinya serangan tetap dilakukan Pak Prabowo. Perubahan gaya itu jauh lebih terlihat dari kubu Pak Jokowi,” katanya.

Di sisi lain, Ma’ruf yang dikenal sebagai ulama santun pun belakangan mulai terlihat makin agresif. Beberapa kali ia menggunakan bahasa yang cukup keras bahkan cenderung kasar dengan sebutan ‘oon’ pada sejumlah pihak yang menuding Jokowi kader PKI.

Namun, menurut Rico, Ma’ruf maupun Sandi tak akan berperan banyak dalam debat capres perdana. Apalagi tema yang diangkat adalah tentang penegakan hukum, Hak Asasi Manusia, korupsi, dan terorisme yang dinilai bukan bidang penguasaan Ma’ruf maupun Sandi.

Terlepas dari hal tersebut, Rico menilai serangan agresif yang selama ini dilakukan kubu Jokowi tak akan berdampak positif pada elektabilitasnya sebagai petahana. Menurutnya, kubu Jokowi justru harus lebih berhati-hati dalam menunjukkan sikap menyerang kepada lawan.

“Apakah punya konsekuensi positif ya, belum tentu. Kalau tidak dikelola hati-hati dia akan kehilangan jati diri yang selama ini dianggap lembut dan merakyat,” ucapnya.(*)

Pos terkait