Jalan Kaki Menuju Hotel, Nurdin Abdullah Tiba-tiba ‘Dicegat’ Kelompok Aliansi Mahasiwa Tana Luwu

PALOPO — Usai menghadiri Gala Dinner di halaman Istana Kedatuan Luwu, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah langsung ‘dicegat’ puluhan mahasiswa Tana Luwu dari berbagai elemen, Selasa 22 Januari 2019 malam.

Saat berjalan kaki menuju Hotel Platinum yang jaraknya hanya berkisar 200 meter dari lokasi kegiatan Gala Dinner dan Malam Ramah Tamah, Nurdin Abdullah dihampiri utusan elemen mahasiswa Tana Luwu untuk menyampaikan aspirasinya.

Bacaan Lainnya

Kelompok ini mendesak Nurdin Abdullah agar mau menandatangani komitmen untuk segera memekarkan Luwu Tengah dan mempersiapkan Provinsi Luwu Raya dengan terlebih dahulu memaksa Pemerintah Pusat agar segera mencabut moratorium Daerah Otonomi Baru (DOB).

Sekitar enam orang utusan mahasiswa di halaman parkir Hotel Platinum menyodorkan map hijau berisi Surat Pernyataan bagi dukungan Gubernur Sulsel bersama 4 Kepala Daerah se Tana Luwu atas dua butir tuntutan tersebut.

Nurdin Abdullah dalam kesempatan itu meminta mahasiswa bersabar dan menunggu proses ke arah tersebut.

“Saya sudah membuka ruang, kantor saya ada di Kantor Walikota, kita bisa berdiskusi kapan saja, kalau perlu saya ajak adik-adik mahasiswa ke Jakarta bertemu langsung Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri agar moratorium DOB segera dicabut dan Luwu Raya jadi prioritas utama,” kata Prof Nurdin kepada para mahasiswa yang turut disaksikan Wawali Palopo Rahmat Masri Bandaso dan Ketua DPRD Palopo Harisal A Latief.

Salah satu perwakilan mahasiswa, Arifuddin Mansyur dari PEMILAR (Persatuan Mahasiswa Luwu Utara) usai bertemu gubernur mengaku bersyukur karena upaya mereka mendapat apresiasi positif dari Nurdin Abdullah. Hanya saja, komponen mahasiswa se Tana Luwu ini masih tetap akan melanjutkan aksi sampai tuntutan bagi pemekaran Luwu Tengah dan Pembentukan Provinsi Luwu Raya bisa terwujud.

“Alhamdulillah direspon positif tadi sama gubernur, kami hanya meminta dukungan dan komitmen gubernur bersama empat pimpinan daerah bupati dan walikota se Tana Luwu dengan bukti tertulis berupa surat pernyataan, kami takkan berhenti sampai tuntutan kami dipenuhi,” pungkasnya.

Sebelumnya aksi unjukrasa pra kondisi Aliansi Wija To Luwu terjadi sepekan terakhir di sejumlah lokasi di Kota Palopo untuk menyuarakan tuntutan pemekaran Luwu Tengah dan pembentukan provinsi Luwu Raya.

Ratusan massa menyebar ke 6 titik lokasi aksi yakni perempatan traffic light Binturu, perempatan traffic light Kantor Walikota Palopo, perempatan traffic light Masjid Jami, perempatan traffic light Lapangan Gaspa, Perempatan traffic light Rujab Walikota Palopo, dan Perempatan traffic light Warkop Dinasty pada Senin 21 Januari 2019 kemarin.(**)

Pos terkait