Tidak Ada Kejelasan,Warga Ancam Akan Boikot Bendung Baliase

MASAMBA — Tidak hadirnya pihak Balai besar Sungai Pompengan Jenneberang memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait solusi dari permasalahan yang dihadapi petani di Mappedeceng.

Warga Mappedeceng ancam akan menutup dan memboikot Bendung baliase sampai ada kejelasan dan solusi pasti dari
Pihak Balai besar sungai Pompengan Jenneberang.

Kepala dinas PUPR Luwu Utara, Suaib Mansur dihadapan masyarakat menyebutkan bahwa pihak Balai Sudah melakukan pengukuran dilokasi sawah warga yang tidak dialiri air.

“Dari hasil pengkuran ulang, Elivasi sawah milik warga itu lebih tinggi dari elivasi air yang ada di bendung baliase. Sehingga tidak bisa dialiri air,”kata Kadis PUPR, Suaib Mansur.

Ia juga menyebutkan bahwa Solusi yang ditawarkan dari Balai besar sungai Pompengan Jenneberang adalah proses pompanisasi dan juga pengoptimalan Salu tabaro yang selama ini menjadi sumber air para petani di Mappedeceng Kabupaten Luwu Utara.

Mendengar penjelasan Kadis PUPR Luwu Taufik,salah seorang warga Mappedeceng mengatakan bahwa sesuai kesepakatan sebelumnya harusnya hasil pengukuran dipaparkan ditengah masyarakat oleh pihak balai, bukan malah pemerintah daerah yang menjelaskan.

“Apa yang dilakukan Balai adalah akal-akalan, kita berharap Balai bertanggungjawab atas apa yang dialami masyarakat Mappedeceng,”kata Taufik, Rabu (30/1/19).

Untuk itu, sampai belum ada kepastian dan solusi pasti dari pihak balai besar sungai Pompengan Jenneberang, maka kami akam memboikot dan menutup bendung baliase.

“Mulai hari ini, sampai ada kepastian dari pihak balai, maka kami akan boikot dan tutup bendung baliase,”tegas Taufik. (Put)

Pos terkait