Postingan Terakhir Serda Yusdin Bikin Meleleh Sang Pacar

NASIONAL — Deretan curhat menyayat hati Atik Candrawaty, kekasih Kopassus Serda Yusdin yang gugur ditembak KKB, di Papua.

Dia curhat melalui akunnya pada Facebook.

Konflik di daerah Papua masih terus terjadi dan makin memanas.

Adanya kelompok bersenjata yang diduga ingin memperjuangkan hak kemerdekaan Papua menjadi masalah serius untuk barisan pertahanan TNI.

Tak jarang pasukan TNI harus mengalami konflik dengan kelompok – kelompok kriminal yang ada.

Pada Kamis (7/3/2019), kembali terjadi kontak senjata di Kabupaten Nduga Papua yang melibatkan anggota TNI dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Dikutip Tribun News, hal ini dibenarkan oleh Kepala Penerangan Kodam XVII Cendrawasih, Kolonel M Aidi saat dikonfirmasi melalui telepon.

“Benar adanya kontak senjata itu. Tapi kita ketahui di sana jaringan susah. Sampai saat ini saya juga berupaya memonitor melalui Radio SSB untuk menghimpun datanya. nanti kalau sudah dapat informasi, saya akan rilis,” kata Kolonel M Aidi saat dihubungi, Kamis (7/3/2019) malam.

Setelah adanya konfirmasi lanjutan, dikabarkan bahwa kontak senjata ini terjadi saat TNI melakukan operasi jalur untuk proyek infrastruktur Trans- Papua-Wamena, pasukan TNI diserang puluhan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) di Nduga, Papua, Kamis siang.

Akibatnya, 3 prajurit TNI gugur dalam baku tembak tersebut dan 7 anggota KKB tewas.

“Ada juga 1 mayat ditemukan, diduga merupakan salah satu anggota KKB. Dari peristiwa kontak senjata itu juga, setidaknya 7-10 anggota KKB tewas. Namun, mayatnya dibawa kabur oleh teman – temannya,” kata Kolonel M Aidi setelah mendapat konfirmasi lanjutan.

Ketiga prajurit yang gugur tersebut adalah Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin, dan Serda Siswanto Bayu Aji.

Korban TNI yang gugur telah dievakuasi dengan menggunakan helikopter pada Kamis sore sekitar pukul 15.00.

Serda Yusdin salah satu prajurit yang gugur dalam kontak senjata tersebut diketahui berasal dari Desa Pongko, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Pihak keluarga telah mendapat kabar gugurnya Serda Yusdin dari kerabat korban Samsir Dumang.

Namun, Samsir belum bisa mengetahui kapan jenazah korban tiba di Luwu.

“Semoga jenazahnya bisa segera dibawa ke kampung halaman untuk dimakamkan. Sampai saat ini kami belum menerima informasi selain bahwa jenazah Yusdin tiba di Luwu,” kata Samsir Dumang.

Sebelum gugur dalam bertugas, Serda Yusdin dikenal sebagai sosok yang termasuk aktif dalam media sosial salah satunya Facebook.

Akun Facebook Serda Yusdin bernama SeTan MerAh Asia.

Tak disangka status akunnya pada Facebook disertai foto sang kekasih pada 5 Maret 2019 adalah posting-an terakhirnya.

Sebelumnya, pada tanggal 20 Februari 2019, Serda Yusdin juga sempat mengunggah foto sang kekasih yang diketahui bernama Atik Candrawaty disertai status romantisnya.

“Menantilah dengan sabar walaupun tanpa kabar Atik Candrawaty,” tulisnya disertai emoticon hati.

Status romantisnya itu bagaikan kata pamitan Serda Yusdin kepada kekasihnya.

Pihak keluarga pun berduka atas kepergian Serda Yusdin, terlebih sang kekasih pun juga merasakan duka yang mendalam.

Melalui akun Facebooknya, Atik Candrawaty juga membagikan potret bersama kekasihnya.

“Bobo yang tenang sayang, bahuku selalu menopangmu,” tulis Atik Candrawaty menyertai foto unggahannya.

Tampak dalam, foto Serda Yusdin tengah tertidur di bahu wanita berhijab tersebut.

Menurut Atik Candrawaty, Serda Yusdin sempat berpamitan dirinya akan pergi bertugas selama 10 hari ke depan.

Namun tak disangka, rupanya takdir berkata lain, Sedra Yusdin gugur dalam bertugas saat terjadi kontak senjata dengan anggota KKB.

“Yang saya tau ko bilang tugas kau pergi cuma 10 hari, Atik sayang sekali Yusdin dan Yusdin tau itu,” tulis Atik Candrawaty.

Anak Angkat Wakil Bupati Luwu

Wakil Bupati Luwu, Syukur Bijak, beserta istri, Elnita Pakolo, sangat kehilangan sosok Serda Yusdin.

Syukur Bijak menganggap Serda Yusdin sebagai anak angkatnya.

Dia adalah anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus), salah satu pasukan elit milik TNI AD.

Yusdin gugur saat kontak senjata antara anggota TNI dengan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Nduga, Papua, Kamis (7/3/2019) pukul 12.20 WIT.

“Saya dan suami (Syukur Bijak) sudah dianggapnya sebagai orangtuanya,” ujar Elnita Pakolo, melalui WhatsApp, Jumat (8/3/2019).

Kata Elnita Pakolo, almarhum semasa hiduonya dikenal sangat ramah dan hormat kepada keluarga.

Sebagai putra Walenrang Lamasi (Walmas), Elnita Pakolobahkan memiliki kenangan khusus bersama almarhum.

Saat dilantik sebagai Prajurit Kopassus, Elnita Pakolo menghadiri langsung pelantikan Serda Yusdin.

“Saya menghadiri langsung pelantikan Serda Yusdin, saat dilantik sebagai Prajurit Kopassus” ucapnya.

Sebelumnya, kontak senjata antara anggota TNI dengan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Nduga, kembali terjadi, Kamis (7/3/2019) siang.

Informasi yang dihimpun, sudah tiga anggota TNI penugasan Papua Nanggala yang tewas.

Baku tembak terjadi di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, pada pukul 12.20 WIT.

Kabar itu pertama kali disampaikan petugas piket Hub Makodim 1702/JWY, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Dia mendapat informasi dari Pos Distrik Mbua (Bravo 3) yang terhubung dengan Pos Yigi (Bravo 4) terkait adanya kontak tembak antara Tim Satgas Nanggala 19 dengan kelompok KKSB Nduga.

Lokasi kontak tembak tepatnya pada titik CO. 0330-3181.

Dalam kontak tembak tersebut satu anggota dari tim Nanggala 19 terkena luka tembak di bagian perut.

Sementara itu, dilaporkan pula total sudah tiga anggota TNI gugur di daerah penugasan Papua Naggala ketika mereka di kepung oleh 50 KKSB.

Mereka adalah Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin dan Serda Siswanto Bayu Aji.

Salah satu korban, Serda Yusdin diketahui warga Desa Pongko, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Dia adalah anggota Komando Pasukan Khusus (Kopasus). Salah satu pasukan elit milik TNI AD.

Keluarga Serda Yusdin yang dihubungi, membenarkan anggota keluarganya yang bertugas di Nduga tewas tertembak KKSB.

“Tadi siang kami baru saja mendapat kabar duka dari Papua. Keponakan kami, Serda Yusdin meninggal setelah ditembak pemberontak di sana,” kata Samsir Dumang yang juga Kepala Desa Pongko.

Hanya saja dia mengaku belum mengetahui kapan jenazah almarhum tiba di kampung halaman.

“Sudah ada telepon dari Jakarta yang mengabarkan soal kematian Serda Yusdin,” katanya.

(**)

Baca Juga:

Pos terkait