JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat aliran modal asing keluar sebesar Rp 13,73 triliun. Dana tersebut keluar dari pasar saham sebesar Rp 7,83 triliun dan surat berharga negara (SBN) Rp 5,9 triliun.
Modal asing tersebut keluar sepanjang periode Mei hingga tanggal 17. Penyebabnya adalah ketidakpastian di pasar global yang berdampak ke pasar keuangan Indonesia.
“Investor non residen membukukan net sell sebesar Rp 7,83triliun mtd hingga 17 Mei 2019, yang mempengaruhi penurunan IHSG sebesar 9,7% mtd. Di periode yang sama, investor non residen juga mencatatkan net sell di pasar SBN sebesar Rp 5,9 triliun dan yield SBN meningkat sebesar 24,2 bps mtd,” ujar Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis OJK Anto Prabowo dalam keterangannya, Kamis (23/5/2019).
Adanya perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China juga menjadi tekanan di pasar keuangan. Ketegangan dagang antara kedua negara juga berdampak ke Indonesia.
“Peningkatan tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, menyebabkan naiknya tekanan di pasar keuangan global sejak awal Mei 2019. Kondisi ini mengakibatkan risk-off investor di pasar keuangan emerging markets (EM), termasuk Indonesia,” katanya.
Data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2019 juga belum memberikan angin segar. Ekonomi Indonesia pada periode tersebut tercatat tumbuh sebesar 5,07%.
“Sementara itu, rilis data pertumbuhan ekonomi Q1-2019 dan kinerja eksternal Indonesia di awal Mei 2019 belum memberikan sentimen positif terhadap pasar keuangan domestik,” tuturnya.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, IHSG meningkat sebesar 4,21% sepanjang Januari-April 2019, dengan net buy investor non residen total di seluruh pasar tercatat sebesar Rp 65,24 triliun (net buy di pasar reguler sebesar Rp 6,62 triliun), net buy di pasar nego (over the counter) dan tunai sebesar Rp 58,62 triliun).
Penguatan juga terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), tercermin dari net buy di pasar SBN oleh investor nonresiden sebesar Rp67,1 triliun ytm dan turunnya rata-rata yield SBN sebesar 26,54 bps ytm.
(*)