Palopo — Buntut dari Pemilu yang menelan korban sekitar 700 petugas KPPS yang meninggal serta aksi 21-22 mei 2019 yang menelan korban jiwa akibat tindakan refresif anggota Polri membuat puluhan mahasiswa yang tergabung dalam HMI Cabang Palopo berunjuk rasa, Sabtu 25 Mei 2019 di perempatan jalan S Hasanuddin-Lapangan Gaspa.
Salah satu orator, Randi Pratama mengatakan ini bukan pendukung 01 pun 02 tetapi Polri seharusnya menjaga keamanan dan stabilitas negara pasca pemilu.
“Kami minta copot Kapolri Tito Karnavian karena anggotanya melakukan tindakan refresif yang menelan korban jiwa,” katanya.
Sementara Jendral Lapangan Imam Paduli mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap massa aksi 23 Mei, ini sangat disayangkan apalagi menelan korban jiwa dan beberapa orang terluka dan mendapatkan penangan medis secara serius,” tegasnya.
Menurutnya belum lagi kondisi stabilitas keamanan pasca pemilu Tensinya semakin memanas, untuk saya sampaikan polri di bawah kepemimpinan Tito harus segera di evaluasi begitu juga dengan Menkopolhukam bapak Wiranto, terkhusus untuk Komnas Ham agar secepat mungkin melakukan upaya investigasi terkait dengan pelanggaran HAM.
“melihat beberapa soal dalam setiap pesta demokrasi, DPR seharusnnya segera mengajukan atau mengusulkan satu jenis regulasi yang menangani konflik pasca perhelatan pemilu,” harapnya.
Mahasiswa Unanda ini juga akan melakukan aksi lanjutan, Senin 27 Mei 2019 di halaman Mapolres dan DPRD Kota Palopo.
“Ini baru aksi pra kondisi Senin kami akan aksi lagi di Mapolres dan DPRD Kota Palopo dengan jumlah yang lebih besar,” tutupnya.
(*)