MAKASSAR — Aksi Nurdin Abdullah (NA) mencium tangan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri ramai menjadi perbincangan para pengguna sosial media.
Peristiwa cium tangan terjadi di kantor DPP PDIP, Jakarta usai Nurdin Abdullah menerima surat rekomendasi untuk bertarung di Pilgub Sulsel, pada Minggu (15/10/2017).
Tokoh asal Sulsel yang kini berkiprah di Jakarta, Said Didu turut berkicau soal insiden cium tangan sang profesor. Meski tidak menyebut nama, namun kicauan Staf Khusus Menteri ESDM 2014-2016 itu seolah dialamatkan ke NA.
“Cium tangan ‘penyembahan diri’ demi jabatan yang dilakukan profesor yang sebelumnya saya kagumi langsung hilang saat ini,” kicau Said Didu melalui akun Twitternya, Minggu (15/10/2017) malam.
Pria kelahiran Pinrang itu menilai, orang Bugis-Makassar umumnya tidak akan menjual harkat dan martabatnya demi sebuah jabatan.
“Semoga prof masih paham ini,” cuit @saididu lagi.
“Sifat dan sikap asli seseorang dapat dilihat saat dia bertindak spontan. Itulah yang terlihat dari Professor yang sebelumnya saya kagumi,” demikian @saididu.
Kicauan Said Didu itu pun menuai pro kontra dari para warganet.
“Cium tangan dlm budaya Indonesia (i.c. di Pulau Jawa) itu bkn diartikan ‘menyembah Raja/Sultan’, tetapi ‘menghormati orang yg dituakan,” cuit akun @Adhi_Faiz membalas kicauan Said Didu.
Tercatat hingga Senin 16/10 malam, cuitan Said Didu ini mendapat 96 komentar, 373 retweet dan 546 love atau likes.
Sampai saat ini NA masih belum memberikan tanggapan ke media tentang aksi cium tangannya ke Mamak Banteng tersebut.(*)
Cium tangan “penyembahan diri” demi jabatan yg dilakukan professor yg sebelumnya saya kagumi langsung hilang saat ini.
— Muhammad Said Didu (@saididu) October 15, 2017