MEDU-ONLINE, PALOPO | “Saya bukan politisi dan tidak mengerti politik tapi karena saya melihat pergerakan NasDem untuk kemanusiaan yang dipimpin oleh Haji Rusdi Masse Mappasessu (RMS), maka saya bersedia bergabung dan menjadi Ketua NasDem di Luwu Utara”
Setidaknya begitulah sepenggal narasi dari orasi Putri Dakka ketua DPD NasDem Lutra pada acara pelantikan pengurus DPD Partai NasDem Sulsel.
Lantang dan menggetarkan nurani ketika perempuan pemberani sekaligus Pengusaha itu mengatakan “NasDem untuk kemanusiaan”.
Sebuah pilihan diksi yang dimulai dari Ketua DPW NasDem Sulsel seharusnya menjadi cerminan bagi seluruh kader bahwa berpolitik tidak selalunya berorientasi pada kekuasaan tetapi politik adalah juga soal rasa kebangsaan dan ada juga soal rasa kemanusiaan.
Itulah sebabnya Partai-politik tidak berhenti pada satu fungsinya yakni fungsi rekruitmen politik tetapi ada fungsi-fungsi lain seperti komunikasi politik, sosialisasi politik, akselarasi politik dan pendidikan politik yang harus diemban sehingga partai berjalan terus-menerus bukan hanya jelang dan setelah kontestasi Pemilu dan Pilkada saja.
Objektif tanpa “bunga-bunga pengharum”
Saya berpendapat bahwa Partai NasDem Sulsel telah menjalankan sekian dari fungsi partai sebagai tulang punggung demokrasi, namun tidak mesti kita menutup mata untuk melihat kekurangan yang masih ada, dan itu hal biasa karena di muka bumi tidak ada yang sempurna, itu namanya sunnatullah.
Sebab itu seringkali diperlukan otokritik agar Partai NasDem terus berbenah menuju kontestasi demokrasi utama Pemilu 2024 mendatang.
NasDem butuh banyak kader-kader mumpuni dan peduli seperti ibu Putri Dakka, yang tadinya apatis bahkan skeptis (terhadap dunia politik) kini menjadi hiperaktif dan optimistis bahwa politik yang diusung NasDem mendekatkan diri kepada Sang Pencipta sekaligus dengan ciptaanNya melalui jargon “politik kemanusiaan” tadi.
Wallahu’alam.
*) Penulis adalah Masrudi, Wakil Ketua Bidang Usaha DPW Nasdem Sulsel