Pemkab Barru Luncurkan Intervensi Protein Hewani Bagi Rumah Gizi GASPOL

MEDIA DUTA, BARRU — Pemerintah Kabupaten Barru melalui Dinas PMDPPKBP3A menggelar Launching Intervensi Protein Hewani (Telur) bagi Rumah Gizi GASPOL (Gerakan Atasi Stunting Berbasis Pangan Lokal) di Baruga Pettu Adae, Lantai 6 Kantor Bupati Barru, Senin (17/11/2025).

Wakil Bupati Barru sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Dr. Ir. Abustan A. Bintang, M.Si., dalam sambutannya menegaskan bahwa isu stunting bukan lagi hal baru.

Selama lima tahun terakhir, berbagai tingkatan pemerintahan telah menjadikannya sebagai gerakan nasional. Namun ia mempertanyakan mengapa angka stunting belum turun secara signifikan meski upaya sudah dilakukan secara masif.

“Stunting ini bukan barang baru. Sudah lima tahun menjadi gerakan massal dari pusat sampai desa. Pertanyaannya, kenapa tidak bisa turun drastis padahal semua sudah terlibat?”, ujarnya.

Wakil Bupati menekankan pentingnya collaborative advantage dalam penanganan stunting, bukan sekadar kegiatan sporadis atau musiman.

“Apakah kita sudah bergerak bersama, bertindak bersama, dan berdampak bersama? Atau hanya sekonyong-konyong saja?”, tegasnya.

Ia juga menyoroti fluktuasi angka stunting yang sangat dipengaruhi inflasi, terutama kenaikan harga telur sebagai salah satu sumber protein utama.

“Kalau harga telur naik, stunting juga naik. Ini bahaya. Karena itu, stunting harus dikawal sama kuatnya dengan mengawal inflasi,” tambahnya.

Selain itu, Wakil Bupati menyoroti laporan ketahanan pangan di tingkat desa, salah satunya Desa Paccekke yang terus menjalankan tiga program pangan lokal:

Penggemukan sapi jantan untuk memperkuat ketersediaan protein hewani.

Penanaman jagung seluas 1 hektare sebagai dukungan terhadap program Polri.

Pengembangan perikanan darat melalui 10 unit kolam bioflok bantuan Kemendes sejak 2020.

Ia berharap intervensi pangan lokal seperti GASPOL dapat menjadi fondasi kuat percepatan penurunan stunting secara berkelanjutan di Kabupaten Barru.

Sementara itu, Kepala Dinas PMDPPKBP3A Barru, Herman Jaya, S.IP., MM, memaparkan bahwa berdasarkan SSGI, angka stunting Barru berada di angka 26,9%, lebih tinggi dari rata-rata nasional (19,1%) dan Provinsi Sulawesi Selatan (23,3%).

Dikatakan, untuk mencapai target RPJMD 2025–2029, diperlukan strategi terpadu dan sinergi lintas sektor. Salah satu strategi tersebut adalah penguatan gerakan GASPOL, kolaborasi lintas perangkat daerah bersama pemerintah desa/kelurahan serta TP-PKK di semua tingkatan.

Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Kabid PPKB PMDPPKBP3A, Hj. Muliana, SKM., M.Kes., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan antara lain untuk:

Mengoordinasikan dan mengendalikan percepatan penurunan stunting.

Menetapkan strategi dan kebijakan pelaksanaan program,

Mengoptimalkan peran ketua bidang di berbagai tingkatan.

Mencapai kesepakatan bersama terkait komitmen penanganan stunting di Barru.

Turut hadir: Ketua TP-PKK Barru Andi Milawaty, S.Sos., MM, Kepala Dinas Pertanian. Asisten I Bidang Pemerintahan & Kesra Jamaluddin, S.Sos., MH, Sekretaris Dinas Kesehatan Dr. H. Muhammad Syukri, S.KM., M.Kes  Kasi Binmas Kemenag Barru, Satgas Stunting Barru, Perencana Bappeda Barru, Para Kapus se-Kabupaten Barru, Para Kades/Lurah, Ketua TP-PKK Desa/Kelurahan, Bidan Koordinator Puskesmas, Koordinator Lapangan Penyuluh KB, Penyuluh Lapangan KB dan serta staf DPMDPPKBP3A.(Hana)*Humas IKP *

Pos terkait