PALOPO — Kota Palopo yang memasuki hajatan politik di 2018 dengan suksesi kepemimpinan dikejutkan dengan beredarnya video seorang nenek yang menyebut dengan lantang ada seorang lurah melakukan “tugas tambahan” dalam rangka Pilkada Palopo.
Setelah ditelusuri, Tim MEDIA DUTA Online berhasil mengetahui identitas nenek tersebut.
Nenek itu, sebut saja Nenek Melati, 60 tahun, warga Kelurahan Jaya Kecamatan Telluwanua Kota Palopo.
Saat ditemui, Selasa (7/11), Nenek Melati mengaku jika apa yang ia katakan 100% benar. Akan tetapi, ia mengaku tidak mendengar langsung pernyataan Lurah Jaya Kecamatan Telluwanua yang ia singgung tersebut.
“Betul itu video saya, saya yang berbicara (dalam video), 100% benar video itu, tetapi saya hanya menyampaikan bahwa itu menurut pengakuan warga juga, yakni ibu Ranum (bukan nama sebenarnya), dia penerima beras rastra. Dia yang bicara begitu didengar warga, saya hanya sampaikan saja apa adanya,” ujar sang Nenek.
NONTON VIDEONYA: DISINI
Nenek Melati (nama samaran) juga mengaku jika videonya yang sempat viral di media sosial tersebut sudah dipotong dan tidak utuh lagi. Tetapi ia mengaku siap bertanggungjawab atas ucapannya tersebut.
Saat kami mendatangi Nenek Ranum (nama samaran) penerima rastra yang disebut oleh nenek Melati di kediamannya, nenek renta berusia sekitar 80 tahun ini mengaku sudah lupa dan tidak ingat lagi perkataannya, tetapi, menurut warga sekitar, ada yang mendengar bahasa seperti yang disampaikan nenek Melati tersebut. Hanya saja saat dipastikan siapa dari pihak kelurahan yang menyampaikan, warga ini mengaku jika bahasa tersebut ia cuma dengar dari pengakuan warga lain. Warga seolah-olah bungkam dan terkesan takut untuk berbicara apa adanya.
Nenek Melati juga mengatakan jika ia sudah didatangi Makmur, Lurah Jaya Kecamatan Telluwanua pada Senin malam (6/11).
Nenek yang kabarnya kecewa karena namanya tidak masuk dalam daftar PKH atau Program Keluarga Harapan untuk menerima beras miskin, yang kini sudah berganti nama menjadi ‘beras rastra’ menyebut jika Lurah Jaya datang dan marah kepadanya karena sudah membocorkan pada pihak media soal “tugas tambahan” yang ia emban dan bahkan video tersebut sampai viral kemana-mana.
Konon, viral video nenek ceplas ceplos ini sampai juga ke telinga orang nomor satu di Kota Palopo.
“Saya disuruh menghadap sama-sama pak Lurah ketemu Pak Judas, untuk jelaskan masalah ini,” ujar nenek Melati.
Di kantornya, Selasa siang (7/11) saat kami sambangi, Makmur, Lurah Jaya membantah keras semua isi video yang disampaikan Nenek Melati tersebut. Ia mengatakan jika video tersebut sebagai fitnah.
“Saya katakan itu fitnah karena memang tidak pernah saya berkata begitu pada penerima Rastra, yang saya katakan saat itu, terima ki ini beras rastra, beras APBD bantuan walikota, tidak pernah saya bilang, ini ada beras dari walikota Pak Judas, jadi harus kita pilih beliau lagi, tidak, bahasa saya tidak seperti itu,” ucap Makmur.
Ia menambahkan, di RT 4 RW 1 Kelurahan Jaya, hanya ada 32 penerima rastra dan nama nenek itu tidak masuk sebagai penerima rastra, itupun bukan saya yang tentukan karena itu usulan masyarakat melalui RT setempat dan diusulkan pada Dinas Sosial, bisa saja dia kecewa, karena pernah saat pembagian beras dia datang menanyakan itu pada saya,” jelas Makmur.
Lanjut Lurah Jaya, nenek Melati meskipun tidak dapat bantuan rastra, namun Makmur mengaku melakukan pendekatan dengan penerima manfaat yang lain, agar nenek itu juga diberikan bantuan walaupun cuma 1 karung, imbuhnya.
Diketahui, gara-gara video ini, grup-grup diskusi di media sosial ramai membincangkan pengakuan sang nenek, sampai-sampai ada yang mempelesetkan bantuan beras rastra yang menggunakan dana APBD Kota Palopo T.A 2017 itu sebagai “beras politik” memasuki Pilwalkot Palopo yang tahapannya baru akan dimulai Januari 2018 mendatang.(*)