BEM IAIN Palopo Warnai Hari Pahlawan dengan Aksi Unjuk Rasa

PALOPO — Peringati Hari Pahlawan, ratusan massa BEM IAIN Palopo menggelar aksi unjuk rasa.

Dua titik dipilih untuk mengungkapkan kekesalan mahasiswa perguruan tinggi Islam ini, atas proses hukum sejumlah kasus korupsi dan ketimpangan sosial yang terjadi di tengah masyarakat, yakni Kejari dan Polres Palopo.

Bacaan Lainnya

Sejak pagi, mahasiswa berseragam hijau itu menggeruduk Kantor Kejaksaan Negeri Palopo. Diawali dengan aksi di traffic light Jl. Dr Ratulangi-Imam Bonjol.

Di depan kantor Kejari, Presiden BEM IAIN Palopo, Fikram Kasim berorasi menuntut agar para pelaku korupsi yang dianggap sebagai penghianat Pahlawan bangsa untuk segera dijebloskan ke dalam penjara.

Jenlap aksi, Al Hidayat (Arwan) mahasiswa Tarbiyah IAIN Palopo membacakan 8 butir tuntutan mahasiswa, antara lain:

1. Mendesak Polres dan Kejari untuk mengusut tuntas pembangunan Taman Baca (Taman baca yang dibangun di depan taman baca hanya senilai 190 Juta sedangkan taman baca senilai 900 juta).

2. Mendesak Kapolres dan Kejari untuk mengusut tuntas pembangunan Taman Kirab.

3. Mendesak Kapolres dan Kejari Palopo untuk mempercepat kasus korupsi yang tertunda yakni kasus kandang ayam, pembangunan Kantor UPTD Pasar Mancani dan kasus mantan Ketua KPU Kota Palopo.

4. Mendesak kepada Kapolres Palopo dan Kejari Palopo untuk mengusut tuntas pajak 10% penerangan jalan umum, pajak perparkiran dan pajak periklanan, (dugaan tingginya kebocoran (PAD) Kota Palopo.

5. Mendesak Polres untuk menertibkan 48 Finance di Kota Palopo yang tidak mempunyai ijin operasional dan sertifikat fidusia.

BACA JUGA: Hari Pahlawan, Judas Amir Bagibagi Bantuan Untuk Penyandang Disabilitas

6. Mendesak Kapolres dan Kajari untuk menyelidiki pembangunan rumah sakit yang berkategori rehab sedangkan anggaran mencapai 11,6 milyar (dugaan mark up anggaran).

7. Mendukung kinerja Polres Palopo untuk menutup usaha penjual miras yang tidak mempunyai izin operasional.

8. Mendukung kinerja Polres Palopo atas pemeriksaan ke Apotik yang menjual bebas obat-obatan yang dapat merusak generasi muda.

Setelah menyerahkan tuntutan, mahasiswa pengunjuk rasa membubarkan diri dengan tertib. Mereka mengancam akan kembali turun ke jalan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.(*)

 

Pos terkait