MAKASSAR – Tawaran untuk menjadi Ketua Tim Pemenangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS) yang diungkapkan Juru Bicara Gerindra Sulsel, Syawaluddin Arief kepada Agus Arifin Nu’mang terus berpolemik.
Walaupun pernyataaan Syawal sapaannya, bukan merupakan penyataan resmi dari partai besutan Prabowo Subianto di Sulsel, namun pernyataan tersebut membuat kubu Agus naik pitam.
Sikap Syawal dianggap tidak etis bahkan karena pernyataan tersebut AAN mempertimbangkan untuk hengkang dari Gerindra.
Menanggapi polemik Agus dan Gerindra yang bermula dari tawaran untuk menjadi Ketua Tim Pemenangan NA-ASS, pengamat politik Universitas Bosowa Makassar, Arief Wicaksono mengingatkan bahwa Agus adalah salah tokoh Sulsel yang tentunya memiliki basis loyalis yang harus diperhitungkan.
“Yang harus diingat bahwa figur Agus ini masih sebagai Wakil Gubernur Sulsel saat ini dan sudah pasti memililki gerbong pendukung yang tidak sedikit,” kata Arief.
Arief melihat bahwa hubungan Agus dan Gerindra dari awal sudah tidak menguntungkan bagi keduanya. Karena Menurutnya, basis dukungan Agus sesungguhnya ada di Golkar, sedangkan di internal Gerindra saat Agus bergabung dalam kondisi tidak solid.
“Pindahnya Agus ke Gerindra tentu harapannya dapat membawa gerbongnya ke Gerindra. Dan Gerindra juga berharap Pak Agus dan gerbongnya bisa sama-sama membesarkan partai. Namun tentu itu tidak mudah, selain resistensi dari loyalis Agus, Gerindra Sulsel saat itu terbelah, ada kelompok IMB dan kelompok yang lain,” jelas Arif.
Idealnya, kata Arif, Agus bisa jadi jalan keluar dari problem Gerindra, namun sebagai kader baru, tentu AAN juga masih harus menyesuaikan diri dengan kondisi internal Gerindra Sulsel.
Akan tetapi, Kata Arief setelah Gerindra mengeluarkan rekomendasi usungan NA-ASS di Pilgub Sulsel 2018 mendatang, Gerindra tidak akan berguna bagi Agus secara politik.
“Menurut saya, keduanya harus kembali membangun komunikasi yang berimbang, agar tidak ada yang tercederai dengan kondisi ini,” cetusnya.(AMR/*)