JAKARTA — Koordinator Gerakan Daulat Rakyat (GDR) Sangap Surbakti menilai saat ini demokratisasi yang diperjuangkan oleh para aktivis dan mahasiswa pada tahun 1998 kini telah dibajak dan dikhianati.
“Untuk itu kami kembali akan menghimpun gerakan civil society. Seluruhnya, ada pemuda, pelajar, masyarakat, kaum kelas menengah untuk turun bersama,” kata Sangap saat aksi di depan Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (15/5).
Sangap bersama massa mendatangi Bawaslu untuk menuntut demokrasi yang diperjuangkan kini dihancurkan oleh sistem yang dibangun dimana salah satu instrumen berdemokrasi adalah Bawaslu.
“Karena demokrasi yang kami titipkan melalui Perpres ternyata telah dihancurkan oleh sistem yang dibangun oleh negara,” ujarnya.
Selain itu, tujuan GDR aksi di Bawaslu agar persoalan pemilu seperti Daftar Pemilih Tetap (DPT) dapat terselesaikan, dan sebagai wujud mendukung tim investigasi untuk mengungkap penyebab kematian anggota KPPS.
“Kami menuntun dibentuk tim investigasi dari luar negeri, kami tidak setuju dengan elite-elite yang menginginkan tim dari dalam negeri,” pungkas Sangap.
(*)