PALOPO — Isu monopoli 23 kursi oleh calon petahana di Pemilihan Walikota Palopo semakin menguat. Satu demi satu partai politik mulai mengumumkan nama Judas Amir (JA) sebagai calon tunggal di Pilkada Palopo yang bakal mereka usung.
Adalah Partai Nasdem pemilik 2 kursi yang lebih dulu datang melamar JA untuk duduk bersanding di ‘pelaminan’ Pilkada 2018 mendatang.
Surat rekomendasi yang diteken Ketua Tim Pilkada DPP Nasdem Sri Sajekti dan Sekretaris Tim Pilkada Willy Aditya, tertanggal 18 April 2017 dengan nomor surat 101-SI/DPP-Nasdem/IV/2017 diserahkan langsung Ketua DPW Nasdem Sulsel, Haji Rusdi Masse, pada Selasa 16 Mei 2017 di Saodenrae Convention Center.
Menyusul Nasdem, Partai Golkar kemudian menyerahkan surat rekomendasinya pada Rabu 18 Oktober 2017 di GOR Lagaligo. Nurdin Halid selaku Ketua Harian DPP Partai Golkar sekaligus Ketua DPD Golkar Sulsel menyerahkan rekomendasi kepada JA seraya numpang mendeklarasikan GNH-17 tim pemenangan dia di Pilgub Sulsel mendatang. Pemilik 4 kursi ini menyorong dua nama kadernya sebagai calon wakil walikota JA, yakni H Marthin Jaya dan Rahmat Masri Bandaso (RMB).
Demokrat sebagai parpol pengendali 3 kursi juga sudah menyerahkan rekomendasi untuk JA pada Jumat malam 20 Oktober 2017. Rekomendasi Demokrat diserahkan Sekjen DPP Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, di Kantor DPP Demokrat di Jakarta. Menariknya, Demokrat langsung pasang badan dengan menunjuk RMB sebagai calon wakil walikota JA dalam surat mandat yang diterima JA.
PBB juga tak mau kalah cekatan dengan parpol lain. Meski hanya bermodal satu kursi, namun partai besutan Yusril Ihza Mahendra itu sudah menyerahkan langsung rekomendasinya pada calon petahana di Jakarta, pada Jumat 3 November 2017 lalu.
BACA JUGA: PAN Terancam Hanya Jadi Penonton di Pilkada Palopo
PDI Perjuangan yang ramai dikabarkan akan memberi rekomendasi pada Ome-Budi Sada akhirnya berbalik arah setelah mendapat perlawanan dari Alfri Jamil Ketua DPC PDIP Kota Palopo. Alfri yang konon kepincut jadi calon 02 Ome tiba-tiba ‘patah hati’ setelah dirinya disalip Budi Sada pada lap terakhir di arena sirkuit Pilkada Palopo nan licin ini.
Alfri pun menulis ‘surat cinta’ sehari berselang, setelah Akhmad Syarifuddin Daud (Ome) mendapat bonus rekomendasi cumacuma dari Hanura untuk dipasangkan dengan Budi Sada.
Tak sia-sia upaya Alfri menongkrongi surat rekomendasi partainya, dimana ia selama hampir sepekan berada di Jakarta. Pucuk dicinta rekomendasi pun tiba, karena surat bernomor 3480/IN/DPP/XI/2017 tertanggal 6 November 2017 akhirnya keluar juga, dan segera dibagikan skrinsyutnya lewat WA pada awak media, Kamis 9 November 2017. Ketua DPC PDI Perjuangan itu pun akhirnya bisa bernafas lega.
BACA JUGA: Pengamat ini Bilang Monopoli Parpol di Pilkada Tidak Sehat Bagi Demokrasi
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai partai titisan Nahdatul Ulama, ormas Islam terbesar di Indonesia itu juga sudah memberi isyarat serupa. Pada Senin 13 November kemarin, di kantornya nan mungil di kawasan Landau, pengusus DPC PKB Palopo lewat tangan Dahri Suli sang ketua memperlihatkan rekomendasi partainya untuk Judas Amir. Surat itu, aku dia, sudah lama diteken, namun karena sibuk dengan urusan internal partainya terkait verifikasi di KPU, surat penting itu pun disimpannya.
Lain halnya Gerindra yang disebut-sebut bakal dikuasai pasangan Basiruddin-Mustahir Sidu agaknya sudah memberi sinyal jika Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto kabarnya segera meneken rekomendasi untuk petahana JA pada Jumat 17 Nopember 2017 ini. Kabar kepulangan Prabowo disampaikan Sawaluddin Arif, juru ucap Gerindra Sulsel, Rabu 8/11 pekan lalu.
“Kemungkinan besar rekomendasi JA-RMB diteken Jumat ini (17/11),” ucap Sawal.
Langkah taktis JA sejauh ini sudah mengamankan sedikitnya 19 kursi, jumlah yang lebih dari cukup untuk diusung sebagai pasangan calon peserta pilkada 2018, dimana KPU mensyaratkan hanya lima kursi untuk dapat mengusung satu paslon di Pilkada Palopo.
Tiga parpol yang belum ‘bertuan’ sejauh ini adalah PAN yang masih berupa cek kosong alias Surat Tugas yang sewaktu-waktu bisa dicabut mandatnya oleh DPP jika sang ‘Anak Dekker’ Basiruddin gagal mendapat tambahan parpol koalisi. Selain itu, PKS dan PPP agaknya masih malu-malu kucing mengakui jika partainya memang sudah merapat ke kubu calon petahana.(*)