MEDU-ONLINE, JAKARTA | Pasca kejadian baku tembak di rumah perwira tinggi Polri, Irjenpol Ferdy Sambo, CCTV di area kompleks perumahan Kadiv Propam tersebut langsung diganti.
Ketua RT 05 RW 01 Seni Sukarto mengaku mendapat laporan dari salah satu petugas keamanan Kompleks Polri Duren Tiga bahwa polisi sempat mengganti CCTV di sekitar rumah Irjen Ferdy Sambo saat insiden baku tembak antar dua ajudannya.
Rumah Seni berjarak sekitar 100 meter dari kediaman Ferdy.
Ia mengaku sempat menerima kabar ramai-ramai saat kejadian pada Jumat (8/7) sore itu.
Namun, salah satu petugas keamanan menyebut hal itu acara biasa.
“Waktu ditanya pun katanya itu acara biasa. Kamu tenang aja di pos aja. Itu kata Satpam satu. Satpam lain, bahwa CCTV katanya di situ diganti katanya sama Bareskrim, itu laporan Satpam sama saya,” kata Seni kepada wartawan di rumahnya.
Salah satu petugas keamanan Kompleks Polri Duren Tiga, Marjuki tak menghiraukan keramaian di rumah Ferdy sejak sore usai terdengar suara letupan senjata hingga malam harinya.
Meski di kantornya terpampang beberapa layar CCTV Kompleks Duren 3, ia cuek pada keramaian di rumah Ferdy.
Saat terdengar suara letupan, ia menganggap suara tersebut hanya anak-anak yang sedang bermain petasan.
Sebab, sore itu bertepatan jelang malam hari raya Iduladha versi Muhammadiyah.
Meskipun, umumnya warga di Kompleks Duren Tiga mengikuti pengumuman pemerintah sehari setelahnya.
Marjuki baru menyadari suara yang ia kira petasan sebetulnya suara senjata tiga hari setelahnya.
Ia mendapat telepon dari Pak RT telah terjadi aksi baku tembak yang menewaskan Brigadir J di rumah Ferdy.
“Saya baru tahu dari Pak RT, ditelepon,” kata dia.
Polisi hingga kini telah memeriksa tiga saksi dalam insiden tersebut.
Mereka yakni, istri Ferdy, asisten rumah tangga berinisial K, dan supir Ferdy berinisial R.
Polisi belum menetapkan tersangka dalam insiden baku tembak tersebut.
Ajudan Ferdy berinisial Bharada E yang tembakannya menewaskan Brigadir J masih berstatus sebagai saksi.
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susianto mengungkapkan alasan tidak berfungsinya kamera pengawas atau CCTV di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, tempat kejadian perkara penembakan Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat yang diduga dilakukan oleh Bharada E.
Budhi mengatakan hal itu disebabkan decoder atau DVR CCTV yang rusak.
“Ya, decoder-nya (rusak),” kata Budhi saat ditemui wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022).
Akibatnya, kamera pengawas yang berada di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo tidak berfungsi.
“Yang ada di rumah itu (mati),” kata dia.
Di sisi lain, guna mengusut kasus ini, terbaru kepolisian kembali memeriksa dua orang saksi. Keduanya merupakan pembantu dan sopir istri Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
“Ada saksi R sama saksi K. Kalau R itu sopirnya ibu, kalau K kayanya pembantu, ya,” kata Budhi saat ditemui wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Menurutnya, K dan R harus menjalani pemeriksaan lantaran sempat berada di tempat kejadian perkara. Adapun hingga saat ini jumlah saksi yang diperiksa sebanyak enam orang.
Sama-sama Brimob Cuma Pangkat yang Beda
Kelebihan Brigadir J (Nopriyanyah Yosua Hutabarat) dan Bharada E yang tak dimiliki anggota polisi lainnya, sosok, profil, dan perilakunya terungkap.
Sosok dua anggota Polri beda pangkat polisi tersebut sebelumnya terlibat tembak menembak di rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo.
Irjen Ferdy Sambo adalah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Republik Indonesia atau Kadiv Propam Polri.
Dalam kasus penembakan itu, Brigadir J yang bernama lengkap Brigadir Polisi atau Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat tewas ditembak.
Sedangkan, Bharada E menjadi pelaku penembakan yang menewaskan rekannya itu.
Brigadir J yang akrab disapa Brigadir Yoshua adalah sopir pribadi istri Ferdy Sambo yakni Putri Ferdy Sambo atau Putri Candrawati.
Sedangkan, Bharada E adalah ajudan pribadi Irjen Ferdy Sambo.
Brigadir J adalah anggota Brimob yang mendapat tugas pengamanan dan pengawalan terhadap Kadiv Propam Polri beserta istrinya.
Bharada E juga adalah personel Korps Brigade Mobil (Brimob).
Dua anggota kepolisian beda tanda kepangkatan itu sama-sama merupakan staf Propam di Mabes Polri.
“Memang dia bagian dalam penugasan Propam tersebut, semuanya, keduanya staf Propam Mabes Polri,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan.
“Kalau Bharada itu anggota Brimob yang di-BKO (Bawah Kendali Operasi) ke sana, tugasnya melakukan pengamanan dan pengawal terhadap Kadiv Propam,” jelasnya menambahkan.
Pascaperistiwa penembakan itu, sosok dan profil dua anggota Polri yang bertugas mengawal Irjen Pol Ferdy Sambo bersama istri Putri Ferdy Sambo yang sebenarnya akhirnya terungkap.
Brigadir J dan Bharada E dengan pangkat polisi berbeda itu ternyata punya kelebihan khusus yang tak dimiliki polisi lainnya sehingga mendapat tugas pengawalan Kadiv Propam Polri beserta istri.
Keduanya ternyata punya kemampuan menembak yang mumpuni.
Brigadir J yang mengawal istri Ferdy Sambo adalah penembak jitu atau sniper khusus yang biasanya ditempatkan di lokasi rawan.
Sedangkan, Bharada E yang mengawal Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo adalah penembak nomor satu di Resimen Pelopor.
Dalam kasus penembakan tersebut, Brigadir J diketahui menembak sebanyak 7 kali.
Sementara Bharada E melesakkan 5 proyektil peluru yang menewaskan rekannya tersebut.
“Walaupun lima tembakan ada satu tembakan yang mengenai tangan kemudian tembus ke badan,” kata Brigjen Ramadhan membeberkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Jadi kalau dibilang ada tujuh lubang tapi lima tembakan itu ada satu tembakan yang mengenai dua bagian tubuh termasuk luka sayatan itu,” jelasnya menambahkan.
Sementara Bharada E tidak mendapat luka apapun saat tembak menembak tersebut terjadi.
Hal tersebut karena posisi Bharada E yang berada jauh lebih tinggi yakni sejauh 10 hingga 12 meter karena dia berada di lantai 2 rumah Irjen Ferdy Sambo saat baku tembak terjadi.
“Tidak ada (terkena tembakan), kan posisi dia lebih tinggi dan dia posisinya dalam keadaan yang terlindung,” jelasnya dikutip TribunnewsSultra.com dari Tribunnews.com.
Sosok Brigadir Yoshua
Sosok Brigadir J yang tewas dalam kasus penembakan tersebut adalah sopir istri Ferdy Sambo, Putri Ferdy Sambo.
Tembak-menembak yang menewaskannya itu terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Jumat (08/07/2022) lalu.
Rumah dinas tersebut berlokasi di Kompleks Polri Duren Tiga, Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan.
Setelah penembakan yang menewaskannya, almarhum dimakamkan di pemakaman umum Desa Sukamakmur, RT 8, Simpang Unit 1, Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, pada Senin (11/7/2022).
Brigadir J diketahui bernama lengkap Brigadir Polisi atau Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Brigadir Yoshua, sapaan akrabnya, adalah anggota Brimob yang merupakan staf Propam di Mabes Polri.
Dia mendapatkan tugas pengamanan dan pengawalan terhadap Kadiv Propam.
Meski demikian, sehari-hari dia adalah sopir istri Ferdy Sambo yakni Putri Ferdy Sambo.
Brigadir J adalah warga di Kecamatan Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Kasubbid Penmas Polda Jambi, Kompol Mas Edy, membenarkan jika anggota yang tewas tersebut merupakan warga Jambi.
Brigadir J adalah anggota Brimob lulusan dari Sekolah Polisi Negara (SPN) Jambi tahun 2012.
“Benar orang Jambi, lulusan SPN Jambi tahun 2012,” katanya dikutip Tribun.
Keluarga Brigadir J, Rohani Simanjuntak, menyebut, Brigadir Yoshua sudah bertugas dua tahun sebagai ajudan pejabat Polri.
“Dia ajudan Bapak Kadiv Propam, bapak Ferdy Sambo sudah 2 tahun,” kata Rohani.
Kelebihan yang dimiliki Brigadir J diungkap ayah almarhum, Samuel.
Menurut Samuel, Brigadir Yoshua adalah sniper atau penembak jitu saat bertugas di satuan Brimob Polda Jambi.
Almarhum masuk pendidikan Brimop pada tahun 2012, kemudian kembali ke Jambi dan berdinas di Pamenang, Sarolangun.
Ia bertugas selama 3 tahun di Pamenang.
Kata Samuel, anaknya merupakan sniper dan kerap ditempatkan di titik rawan baik dalam perayaan hari besar agama dan Pemilu.
“Ya dia bilang dan kawan-kawannya juga bilang kalau dia sniper yang khusus ditempatkan di titik rawan,” jelas Samuel pada Selasa (12/7/2022).
Setelah dinas 3 tahun di Pamenang, Brigadir J kemudian ditarik sebagai Provos di Mako Brimob Polda Jambi.
Setelah 3 tahun menjadi Provos, dia kemudian ditarik ke Mabes Polri untuk seleksi menjadi ajudan.
Samuel mengatakan, dengan proses tersebut, putranya lulus dengan proses penyaringan yang sangat ketat.
Sosok Bharada E
Bharada E adalah pelaku penembakan yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Baca juga: Mengapa Brigadir J Bisa Masuk Kamar Pribadi Untuk Lecehkan Istri Irjen Ferdy Sambo yang Tertidur?
Dia disebutkan melepaskan tembakan sebagai upaya membalas serta membela diri.
Berdasarkan keterangan Brigjen Ahmad Ramadhan, Bharada E saat kejadian berada di lantai dua rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.
Dia kemudian turun setelah mendengar teriakan dari istri Ferdy Sambo, Putri Ferdy Sambo.
Putri berteriak minta tolong hingga membuat Brigadir J panik dan keluar dari kamar Irjen Ferdy Sambo.
Ketika masih berada di tangga atas, Bharada E kemudian bertanya tentang hal apa yang terjadi.
Namun bukan jawaban yang diterima, dia justru dihujani tembakan dari pistol Brigadir J.
Hingga akhirnya aksi baku tembak terjadi.
Tembak-menembak antardua polisi itu menewaskan Brigadir J.
“Jadi bukannya melakukan perbuatan karena motif lain, motifnya adalah membela diri dan membela ibu (istri Kadiv Propam),” kata Brigjen Ramadhan.
Pascapenembakan itu, dia sudah diamankan dan masih berstatus sebagai saksi.
Sosok Bharada E adalah anggota Brimob yang bertugas mengawal Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Dia adalah staf Propam Mabes Polri.
“Bharada itu anggota Brimob yang di-BKO (Bawah Kendali Operasi) ke sana, tugasnya melakukan pengamanan dan pengawal terhadap Kadiv Propam,” jelasnya.
Kelebihan Bharada E yang merupakan pengawal Irjen Ferdy Sambo diungkap Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, Selasa (12/7/2022).
Dia diketahui tergabung dalam pasukan elite Resimen Pelopor Korps Brimob Polri.
Meskipun pangkat polisi yang dimiliknya adalah tingkatan kepangkatan terendah dalam golongan Tamtama, Bharada E adalah seorang pelatih vertical rescue.
Dia bahkan merupakan penembak nomor satu di Resimen Pelopor.
“Bharada RE ini sebagai pelatih vertical rescue dan di Resimen Pelopornya dia sebagai tim penembak nomor 1, kelas 1 di Rensimen Pelopor,” kata Kombes Budhi Herdi.
Resimen Pelopor adalah satuan pelaksana utama di bawah Korps Brimob Polri.
Resimen membina dan meningkatkan kemampuan personil dan mengerahkan kekuatan satuan atas perintah Kakor Brimob Polri.
Dengan tugas dan fungsi meyelenggarakan fungsi penindakan massa dan lawan insurjensi guna terwujutnya keamanan dalam negeri.
(*/ist)