MEDU-ONLINE | Hujan deras disertai badai La Nina mengamuk dan memporakporandakan sejumlah tempat di kota Palopo.
Angin puting beliung pada Sabtu malam (30/10/2021) sekira pukul 19.00 Wita, mengakibatkan ratusan rumah dan tempat usaha warga porak poranda dari skala rusak ringan hingga rusak berat.
Dari data resmi BPBD Palopo yang dilansir pada Minggu petang, 31 Oktober tadi, angin puting beliung mengamuk di 8 kecamatan di kota Palopo, yakni Wara, Wara Barat, Wara Timur, Wara Utara, Wara Selatan, Mungkajang, Bara dan Sendana. Total rumah yang dilaporkan terdampak adalah 324 rumah.
Sementara banjir yang terjadi sejak Jumat (29/10) membuat sedikitnya 555 rumah warga rusak di dua kecamatan terparah yakni Bara dan Telluwanua.
Kepala BPBD Palopo, Antonius Dengen menyebut, jumlah warga dan rumah terdampak banjir maupun angin puting beliung masih sementara disusun, karena belum semua data dari kelurahan masuk ke tim assesment.
Antonius mengaku baru akan merilis data resmi jika telah terverifikasi di lapangan. Namun data sementara yang beredar, masih akan terus diperbarui, sesuai update data dari lapangan.
“Kita masih sementara mendata, belum semua lurah melaporkan warganya yang terdampak, sementara BPBD Palopo sejak tadi malam fokus di pohon tumbang dan banjir,” terangnya saat dikonfirmasi Tim Kabar Pagi Media Duta Online.
Sementara itu, terpisah, anggota Komisi 1 DPRD Palopo, Baharman Supri, saat dihubungi Minggu malam (31/10) mengatakan turut berduka atas bencana La Nina yang melanda hampir semua kecamatan di kota Palopo.
Legislator Golkar itu meminta agar Pemerintah Kota Palopo secepatnya mencairkan dan menyalurkan bantuan dana darurat kebencanaan yang nilainya mencapai Rp2 miliar, dan dianggarkan Rp4 M di tahun 2022 mendatang.
“Di APBD Pokok 2021 nilainya cuma Rp1 M tetapi setelah kami Tim Banggar dan TAPD berkonsultasi dan lakukan evaluasi anggaran dengan Provinsi, disarankan untuk APBD-P 2021 agar Pemkot menambahnya menjadi Rp4 M. Hampir semua tetangga kita di Luwu Raya sudah kena bencana, sisa Palopo yang belum, makanya saya setuju agar dananya ditambah sesuai advis Pemprov,” cetusnya.
Tokoh Koperasi kota Palopo itu melanjutkan, bahwa dana tersebut (dana darurat) sudah ada uangnya, tinggal dicairkan saja di BPKAD.
“Dananya kan sudah ada. Jadi jangan ditahan-tahan, kasihan masyarakat yang terdampak bencana, harus segera dicairkan, tetapi manajemen pengelolannya harus transparan dan akuntabel,” tegas Baharman Supri. (*)