Jakarta — Plt Ketua umum PSSI, Joko Driyono, menjadi tersangka dugaan pengaturan skor sepakbola Indonesia. Mau tidak mau, PSSI harus segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menentukan ketua umum baru.
Jokdri, sapaan karib Joko Driyono, ditetapkan sebagai tersangka dugaan perusakan barang bukti pengaturan skor di sepakbola Indonesia. Tanpa pucuk pimpinan, PSSI disebut harus segera melaksanakan KLB.
“Ini cukup mengejutkan. Ini bukti keberanian Satgas Anti Mafia Bola. Di sisi lain, saya prihatin dengan kejadian ini. Dan kalau memang betul Pak Jokdri sudah tersangka mau tidak mau PSSI harus menggelar KLB,” kata Tommy Apriantono, ketua Asprov PSSI Jawa Barat.
“Untuk memperbaiki citra sepakbola, Exco yang ada harus menyiapkan KLB. Saya pun akan berkomunikasi dengan anggota Asprov,” ujar Tommy.
“Lagipula, tidak mungkin untuk menunjuk wakil Plt Ketum, sebab Iwan (Budianto) juga mulai dikaitkan dengan kasus sepakbola lainnya di Jawa Timur sana,” ujar Tommy.
Opsi yang ditawarkan Tommy cukup mengejutkan. Sebab, Tommy tak menyetujui adanya KLB dalam Kongres PSSI di Bali pada 20 Januari setelah Edy Rahmayadi mundur dari jabatannya. Waktu itu, Tommy bersama-sama sejumlah asprov mempertimbangkan agar KLB digelar usai Pilpres.
“Waktu itu, sebagian besar pemilik suara keberatan untuk KLB karena kami menghitung untuk menyiapkan KLB membutuhkan waktu 2×30 hari, artinya April baru KLB. Saya tdiak mengira Satags bergerak cepat dan pucuk pimpinanlah yang diduga menjadi tersangka,” Tommy menjelaskan.
“Untuk memperbaiki citra PSSI, Exco harus segera menyiapkan KLB,” dia menegaskan.
Sebelumnya, Plt Ketum PSSI, Joko Driyono, ditetapkan sebagai tersangka oleh Satgas Anti Mafia Bola. Jokdri jadi tersangka kasus perusakan barang bukti pengaturan skor.
“Perusakan barang bukti,” ujar Ketua Tim Media Satgas Anti Mafia Bola Kombes Argo Yuwono saat dimintai konfirmasi, Jumat (15/2/2019).
Tak disebutkan dengan jelas perusakan barang bukti apa yang disangkakan telah dilakukan Joko Driyono.(*)