MEDU-ONLINE, PALOPO | Bukan hanya di 4 kelurahan di wilayah Kota Palopo, Sulawesi Selatan, yang terendam banjir seperti laporan terkini yang baru saja dilansir media ini.
Ternyata ada kawasan lain yang juga turut terendam banjir dan merupakan kali kedua rentetan banjir yang terjadi di Palopo dalam sepekan terakhir.
Banjir kali ini melanda tujuh kelurahan di Kecamatan Telluwanua.
Mulai dari Kelurahan Batu Walenrang, Mancani, Jaya, Maroangin, Pentojangan, Salu Battang, hingga Sumarambu.
Banjir terjadi saat hujan deras mengguyur wilayah yang disebutkan itu, Sabtu (8/10/2022) malam.
Khusus di Salubattang, debit air masih tinggi hingga Minggu (9/10/2022) sore.
Sementara di enam kelurahan lain, air meluap hanya beberapa jam.
Air mulai surut bersamaan dengan redanya hujan.
Camat Telluwanua Andi Baso Akbar mengatakan ada sekitar 500 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir ini.
“Ada sekitar 500 KK yang terdampak banjir,” kata Andi Baso, Minggu (9/10/2022).
Ia membenarkan air masih merendam rumah warga di Kelurahan Salubattang.
Ketinggian air ada yang mencapai dada orang dewasa.
“Beberapa masyarakat dievakuasi ke rumah ibadah dan rumah warga yang masih aman dari banjir,” katanya.
Tidak hanya merendam permukiman, banjir juga merendam ratusan hektare lahan persawahan warga.
“Untuk di Kecamatan Telluwanua, ada sekitar 650 hektare lahan persawahan terdampak, sekitar 300 hektare diantaranya terancam gagal panen,” tuturnya.
Pihaknya mengaku telah melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan warga pasca banjir.
“Kita siapkan makanan siap saji dan air mineral untuk warga karena rata-rata warga dapurnya terendam,” pungkasnya.
Laporan BMKG
Sementara itu, berdasarkan informasi yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Andi Djemma Masamba cuaca hujan masih akan terus melanda Luwu Raya termasuk kota Palopo.
“Peringatan dini cuaca Luwu Raya tanggal 9 Oktober 2022 pukul 20.00 Wita. Berpotensi terjadi hujan sedang-lebat disertai kilat/petir dan angin kencang pada pukul 20.30 Wita di Kabupaten Luwu Utara (Kecamatan Tanalili, Bone-Bone, Sukamaju, Malangke Barat dan sekitarnya),” tulis BMKG dalam informasinya.
“Dapat meluas ke wilayah Kabupaten Luwu Utara (Mappedeceng, Masamba, Baebunta, Malangke dan sekitarnya) dan Kabupaten Luwu Timur (Wotu, Burau dan sekitarnya). Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pukul 22.30 Wita,” tambahnya.
Wilayah Palopo sudah dua kali banjir dalam sepekan terakhir.
Selain banjir, tanah longsor juga terjadi di kota bermotto idaman.
Banjir Hari Sabtu dan Minggu ini melanda tujuh kelurahan di Kecamatan Telluwanua.
Mulai Kelurahan Batu Walenrang, Mancani, Jaya, Maroangin, Pentojangan, Salubattang, hingga Sumarambu.
Longsor Juga Terjadi
Longsor menutup akses jalan Trans Sulawesi poros Palopo-Toraja sejak Minggu pagi. Karena material dari tebing setinggi 50 meter menutupi badan jalan.
Akibatnya, puluhan kendaraan yang hendak melintas terjebak. Bahkan dalam video yang beredar di media sosial, ada sebuah mobil pick up yang terjungkal ke jurang. Karena tertimpa lumpur longsor.
Satu unit rumah warga juga tertimbun tanah. Beruntung tak ada korban jiwa dari kejadian tersebut.
Kepala BPBD Kota Palopo Burhan Nurdin mengatakan jalur Palopo-Toraja ataupun sebaliknya saat ini tidak bisa dilalui. Ada tiga titik longsor yang membuat akses jalan terputus.
“Data sementara longsor terjadi di kilo meter 11, 14 dan 17. Tidak bisa dilalui,” ujarnya, Minggu, 9 Oktober 2022.
Burhan mengatakan pemicu longsor akibat curah hujan yang sangat tinggi sejak beberapa hari terakhir. Bahkan sebelumnya sudah ada tanda longsoran berupa tanah retak.
“Semalam terjadi hujan deras. Makanya tebing longsor dan menutupi seluruh badan jalan,” jelasnya.
Saat ini sejumlah alat berat sudah dikerahkan untuk membersihkan material longsoran. Perbaikan jalan Trans Sulawesi diupayakan segera selesai agar bisa dilalui kendaraan.
Tak hanya longsor. Sebelumnya, kota Palopo juga diterjang banjir bandang.
Ketinggian air bahkan mencapai dada orang dewasa. Akibatnya, ada ribuan warga yang terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG sudah memperingatkan soal potensi cuaca ekstrem di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Masyarakat diharap waspada dan berhati-hati.
Untuk wilayah Sulawesi Selatan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat. Kondisi ini diperkirakan terjadi hingga tanggal 15 Oktober mendatang.
BMKG memperingatkan agar daerah yang rawan banjir dan longsor tetap siaga. Karena intensitas hujan akan cukup tinggi ke depan.
Hal tersebut dipicu oleh fenomena gelombang atmosfer Madden Jullian Oscillation atau MJO yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin. Sehingga secara tidak langsung meningkatkan pertumbuhan awan hujan dari Aceh hingga Papua.
(tribun/suara)