Berakhir Pekan di Palopo, Ini yang Dilakukan Pj Gubernur Sulsel

PALOPO  —   Pj Gubernur Sulawesi Selatan, Soni Sumarsono didampingi Pj Walikota Palopo Andi Arwien Azis SSTP dan Kabag Humas Setda Kota Palopo Eka Sukmawati, setelah santap malam di rujab Saokotae langsung mengunjungi City Market. Ini adalah kali pertama ia mengunjungi mal paling ramai di Kota Palopo tersebut, Sabtu (21/07).

Soni terpantau langsung naik ke lantai 2 memasuki salah satu toko olahraga dan memilih beberapa pasang sepatu.

Bacaan Lainnya

Setelah itu, Pj Gubernur Sulsel yang juga didampingi Kapolres Palopo, AKBP Taswin naik lagi ke lantai 3 untuk mencari baju kaos. Menariknya, orang nomor satu di Sulsel itu terlihat asyik memilih-memilih kaos, hingga akhirnya pandangannya tertuju pada kaos yang berlambangkan Garuda bertuliskan “Indonesia”.

Setelah puas berbelanja kaos olahraga, ia pun mampir di salah satu gerai toko buku. Di Karisma Toko Buku, ia menyempatkan berbincang dengan store manajer gerai buku tersebut. Soni rupanya prihatin karena gerai buku saat kini tak seramai dahulu kala. Setelah berkeliling di lantai tiga, dan mengunjungi bioskop Platinum, Soni pun lanjut ke lantai dasar dan beristirahat sambil ngopi di gerai Phoenam.

Setelah dari City Market, Pj Gubernur Sulawesi Selatan bersama rombongan berkunjung ke Lapangan Pancasila, ia melihat dari dekat situasi malam mingguan di kawasan favorit kawula muda Palopo tersebut sambil menanyakan soal kebersihan dan tempat sampah di sekitar lapangan.

Pj Walikota Palopo, Andi Arwien pada saat itu juga menghubungi Kepala Dinas Lingkungan Hidup atas intruksi dari Pj Gubernur yang memantau sampah yang berserahkan di sekitar Lapangan Pancasila agar segera disiapkan tempat sampah.

Terkait kunjungannya, Pj Gubernur Sulawesi Selatan Soni Sumarsono, menyampaikan beberapa hal bahwa kunjungan ke City Market untuk melihat sisi perkembangan kota karena dalam kesempatan kunjungan ke Palopo ini adalah kali ketiganya.

“Kunjungan pertama saya ke PNP, kehidupan masyarakat denyut ekonomi daerah itu bisa dilihat dari pasar tradisional. Saya sudah melihat pasar tradisional kemudian ke mal, kalau di mal itu ramai, artinya bahwa ternyata pembangunan ekonomi di Palopo itu baik, secara merata semua kelas kita lihat. Kalau malnya cukup ramai, pasarnya lebih ramai artinya perkembangan ekonominya masih di level bawah,” ungkapnya.

Lanjut Soni, “mall di toko buku yang ramai pembelinya buku-buku kuliahan, buku yang untuk anak- anak kurang diminati. Kalau toko buku itu ramai berarti kebiasaan membacanya sudah bagus tapi karena sudah ada hp, google jadi beberapa cenderung membaca dari sumber tersebut”.

Sementara dari ruang publik seperti Lapangan Pancasila Kota Palopo, “saya kira ini menjadi ikon baru Palopo kalau di Jakarta ada Monas dan di Palopo punya White House of Palopo ini,” jelasnya.

Namun ke depannya, lanjut dia, harus lebih ditingkatkan adalah kebersihan, makanya disini harus ada tempat sampah dan bahkan kalau perlu ditugaskan Petugas Oranye untuk memungut sampah pada saat itu. Jadi Petugas Orange disiapkan khususnya malam minggu. Semoga 100 tahun ke depannya Lapangan Pancasila ini harus rindang dengan cara melengkapi 5 sampai 7 pohon terbersih, sehingga bisa 100 tahun ini akan sangat rindang.

Selain itu, terkait aksesories seperti bola-bola yang ada warnanya monoton abu-abu. Dimana warnanya bisa divariasikan berwarna warni, agar anak-anak terlatih untuk mengetahui warna ini merupakan proses pendidikan lapangan untuk anak-anak. Tidak kalah pentingnya, jangan sampai ada tidak diinginkan terjadi di Lapangan Pancasila ini, maka Satpol PP ditugaskan secara khusus setiap malam atau setiap malam minggu bertugas ada di pos-pos jaga. Jadi tugas Satpol PP untuk mengamankan fasilitas milik pemerintah daerah, tandasnya

Pj Gubernur juga mengusulkan band-band yang berlangsung agar dibuatkan panggung kecil untuk musik remaja yang free (gratis) tapi semua orang bisa melakukan kreasi musik bisa terdorong tetap tertib, jadi kalau misalnya ramai jalan bisa tertutup karena banyak penonton.

“Ini sudah luar biasa, dan saya berikan apresisasi. cuman kesadaran masyarakat untuk memelihara fasilitas publik tetap harus ada,” pungkasnya. (**)

Pos terkait