KESEHATAN | Sekitar 80 % psikopat (sebutan orang gila) berada di luar penjara, sebut ahli Psikopati dunia Robert D.Hare, dua belas tahun silam pada Seminar Nasional Psikopat di Balai Kartini, Jakarta Selatan.
Pasalnya populasi pengidap Psikopat sulit dideteksi, sukar disembuhkan. Lebih banyak yang berkeliaran ketimbang mendekam di penjara atau rumah sakit jiwa.
Sebab selama ini, istilah Psikopat lebih banyak dihubungkan dengan pelaku pembunuhan atau tindak kekerasan lain yang bersifat sadis.
Kejadian ini kita angkat dari seorang polisi berpangkat inspektur satu di Kepolisian Daerah Polda Jambi. Dialah M. Gribaldy H.
Prestasi Gribaldy di Kepolisian tergolong bagus. Bahkan sejumlah di berbagai tempat yang pernah di sandangnya hingga 2004.
Tapi siapa sangka dan tak sedikit-pun orang percaya Gribaldy jadi tersangka kasus pembunuhan sedikitnya tujuh korban dengan berbagai modus dalam rentang waktu berbeda. Ditembak dan sebagian dibakar. Seluruh identitas korban dilenyapkan. Gribaldy tergolong rapi dalam merencanakan dan mershasiakan kejahatannya yang garap sejak 2002.
Petualangannya berakhir setelah mayat Marta ditemukan pada Maret tahu lalu (baca 2005). Sudah dua tahun jasad salah satu istri Gribaldy itu terkubur. Meski orang tua Marta percaya saja pada omongan Gribaldy bahwa Marta tengah ikut kursus kecantikan di Jakarta. Tapi berkat temuan mayat Marta, terungkapkah nasib para korban pembunuhan berseri yang di lakukan Gribaldy.
Psikolog dari Universitas Indonesia saat itu, Sartono Mukadis, menyebut bahwa Gribaldy mengidap Psikopati. Bahkan Sartono menambahkan perilaku Gribaldy cocok dengan 20 kriteria Psikopat yang dibikin ahli Psikopati dunia ,Robert D.
Dari sekian banyak psikopat di luar penjara. Bahkan Psikopat dalam rumah tanggalah yang tergolong berbahaya. Psikopat tidak menunjukan penyesalan setelah melakukan aksinya. Lebih lengkapnya kita bisa menyimak soal Psikopati ini yang dilansir laporan utama Majalah Gatra edisi 4 Februari 2006 halaman 21-24.
Namun setelah Seminar bila kita presentasikan dengan populasi Psikopat dan kejadian pembunuhan,kekerasan rumah tangga yang tidak terungkap tentu hingga 2018 ini sangat mengerikan dan sulitnya pengungkapan dalam proses hukum.
Bahkan di bidang ekonomi, penginap penyakit Psikopat kata, Robert D.Hare, ia mengambil contoh John Grambling.
Grambling terlibat kasus penipuan bank yang terungkap pada 1987 . Tanpa mengacungkan senjata , ia berhasil mengelabui bank. Sebanyak US$ 23,5 juta dia raup.
“Dia seorang Psikopat yang sangat perfect. Pers mengatakan bahwa dia mampu meminjam jutaan dolar uang tanpa jaminan,” ujar Hare.
Grambling paham betul bagaimana memanfaatkan kelebihannya untuk menipu dan memanipulasi orang lain untuk mendapatkan duit . Seorang Psikopat ini tak peduli tindakannya demi kepuasan dan kenikmatan dirinya bakal merugikan banyak orang (bagaimana bila kira simak kasus haji Abu Tours dan Bank Sentory?) dan deretan kasus yang satu persatu bermunculan baik kriminal maupun bidang ekonomi dalam kasus berkembangnya populasi penginap Psikopati setelah di munculkan dalam Seminar Nasional Psikopat, di Balai Kartini 12 tahun silam dalam kejahatan Psikopat. Hasilnya hingga kini? Wallahu’alam.
(Sumber dan ditulis ulang: GATRA/JNN – NASRI ABOE)