Biaya Ambulans Warga Rampi yang Viral di Medsos Rp7 Juta, Itupun Masih Ngutang

LUWU UTARA – Almarhum Mesak Wungko mungkin sudah tenang di alam kuburnya. Lelaki berusia 50 tahun itu dimakamkan pada Selasa sore, 5 Desember 2017. Namun cerita seputar perjalanan jenazahnya yang ditandu sejauh 36 kilometer berjalan kaki, dari Bada Sulawesi Tengah menuju Onondowa Luwu Utara Sulawesi Selatan belum berakhir.

Konon, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani sampai tersentak dan menangis membaca berita yang jadi viral tersebut dan segera mengumpulkan pejabatnya Kamis (7/12) kemarin.

Adalah Nefliati Lasoru, guru SDN 107 Dodolo Kecamatan Rampi Luwu Utara, pengunggah foto pertama kali di Facebook, yang bertutur banyak seputar kisah perjalanan jenazah Mesak Wungko, yang berprofesi sebagai seorang tukang, warga Onondowa itu.

Ia sebutkan, setelah dirawat di RSUD Andi Djemma Masamba selama kurang lebih seminggu, almarhum kemudian dirujuk ke RSUD Sawerigading Palopo. Di rumah sakit ini  almarhum Mesak dirawat kurang lebih tiga hari, sebelum akhirnya, menghembuskan nafas terakhir karena menderita penyakit ginjal, Jumat 1 Desember 2017.

Yang memprihatinkan, bukan saja soal jenazahnya yang ditandu 36 kilometer, tetapi biaya mengurus jenazah yang terbilang sangat mahal.

“Awalnya, keluarga almarhum menghubungi pihak maskapai Susi Air di kompleks Bandara Masamba. Kami harus mencarter, bayarnya Rp50 juta,” ucap Nefliati saat dihubungi Rabu malam (6/12).

Karena kondisi keuangan, terpaksa keluarga almarhum memutuskan jenazah dibawa lewat jalur darat melalui Bada Sulawesi Tengah saja, mengingat jika lewat Masamba selain jauh, infrastruktur jalan juga kurang bagus, tambahnya.

Nefliati melanjutkan, keluarga diharuskan membayar biaya ambulans Rp7 Juta itupun uangnya dipinjam dulu dari beberapa orang termasuk Kepala Desa Rampi sendiri, ucapnya.

“Dari Palopo ke Bada (Sulteng) kami bayar ambulans Rp7 juta, karena biaya pesawat mahal sampai Rp50 juta, terpaksa kami pinjam dulu (uangnya) sana sini, tapi syukurlah Pak Kepala Desa dan juga Pak Camat Rampi ikut membantu,” pungkasnya.

Diketahui, Bupati Indah Putri Indriani juga sudah mendapat laporan terkait kasus ini. Pada Kamis siang (7/12) kemarin, Indah memanggil petinggi-petingginya untuk mencari tahu kondisi terkini pembangunan infrastruktur jalan di kecamatan terpencil di Kabupaten Luwu Utara itu.

“Pemerintah daerah tidak pernah menutup mata, apalagi tidur, melihat kondisi ini. Sudah setahun belakangan kami berupaya membuka akses jalan baru menuju Rampi yang progressnya sudah mencapai 3 km dari target 6 km dengan dana APBD 2017. Titik nol dari Dusun Tolada Desa Leboni ke Dusun Lekko Desa Leboni. Walaupun medannya sangat berat namun diusahakan selesai akhir tahun dan sudah dapat dilalui roda empat dari Masamba ke Onondowa, Rampi,” terang Indah kemarin.(*)

BACA JUGA: Soal Jenazah yang Digotong Sejauh 36 Km, Pemerintah Daerah Tidak Tutup Mata

BACA JUGA: Ini Harapan Guru SD di Rampi, Penggunggah Foto Jenazah Digotong 36 Km  

 

Pos terkait