MEDU-ONLINE, LUWU – Sepanjang tahun 2021, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu, Sulsel mencatat ada 23 bencana yang terjadi sejak bulan Januari hingga pertengahan Desember ini.
Sekretaris BPBD Luwu, Aminuddin, mengatakan, ada tiga jenis bencana alam yang kerap terjadi di daerahnya, yaitu banjir akibat luapan air sungai, tanah longsor, dan angin puting beliung.
Banjir terjadi sebanyak 17 kali di beberapa wilayah, kemudian longsor 3 kali, dan angin puting beliung 3 kali.
Selain menimbulkan korban jiwa, bencana ini juga mengakibatkan kerugian mencapai Rp 62 miliar.
“Sebanyak 23 kasus bencana alam terjadi, banjir, longsor, dan puting beliung. Kerugian mencapai Rp 62 miliar lebih dan menimbulkan korban jiwa,” kata Aminuddin, Rabu (15/12/2021).
Aminuddin mengatakan, banjir tahun ini terbanyak terjadi di wilayah Walenrang-Lamasi atau Walmas. Wilayah ini memiliki sungai besar yakni Sungai Lamasi. Bencana banjir yang terjadi di Walmas melanda 6 kecamatan atau seluruh kecamatan di wilayah tersebut.
Kejadian terparah terjadi pada tanggal 23 September, 3 Oktober, dan 30 Oktober yang lalu.
“Saat itu, kerugian materi cukup banyak, bahkan banjir ini diiringi longsor yang menyebabkan 4 korban jiwa di Walenrang Barat,” katanya.
Disamping bencana alam, BPBD juga mencatat peristiwa kejadian orang hanyut atau hilang.
“Kejadian seperti terjadi sebanyak 5 kasus di Luwu dan menyebabkan korban jiwa,” jelasnya. (*)