MEDU-ONLINE, MASAMBA | Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman dalam sidang paripurna DPRD Luwu Utara dalam rangka Memperingati Hari Jadi Luwu Utara, Kamis 12 Mei 2022 lalu menanggapi adanya keinginan warga Kecamatan Rampi Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan, keluar dan bergabung dengan Provinsi Sulawesi Tengah.
Dalam sidang paripurna tersebut, Sudirman mengatakan, mengapa tidak sekalian keluar dari Indonesia?
Pernyataan inilah dianggap sejumlah kalangan sangat menyakitkan, khususnya warga Rampi dan masyaralat Luwu Utara pada umumnya.
Salah satu tokoh pemuda Luwu Utara Hamidun Paturusi sangat menyangkan pernyataan Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman tersebut.
Menurutnya pernyataan. Tersebut sangat melukai masyarakat Rampi pada khususnya dan Kabupaten Luwu Utara pada umumnya .
Oleh karena itu dia mendesak agar menjelaskan maksud dan tujuan serta meminta maaf kepada masyarakat Luwu Utara atas pernyataan tersebut.
Sebelumnya, sejumlah masyarakat Rampi bergotong royong memperbaiki jalan menuju Sulawesi Tengah sekaligus menyampaikan akan pindah karena merasa dianaktirikan selama bergabung dengan Kabupaten Luwu Utara.
DPRD Sulsel Nilai Komunikasi Gubernur Lemah
Sorotan pernyataan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman juga datang dari DPRD Sulsel. Gaya komunikasi publik Andi Sudirman dinilai masih lemah.
“Menurut saya Pak Gubernur kurang arif dan bijaksana menyampaikan pernyataan guyonan politik di ruang resmi seperti itu. Apalagi dengan masalah yang disampaikan warga, direspons secara bercanda,” kata Ketua Komisi A DPRD Sulsel Selle KS Dalle mengutip DetikSulsel, Jumat (13/5).
Selle juga menilai komunikasi Pemprov Sulsel dengan Pemkab Lutra dinilai tidak maksimal. Hal ini membuat kebijakan dan program pemerintah tidak tersampaikan secara baik.
“Menurut saya memang sangat lemah baik Pemprov Sulsel dan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, yaitu bagaimana mengkomunikasikan kebijakan yang diambil kepada publik secara baik,” terangnya.
Semestinya, kata dia, Andi Sudirman cukup menyampaikan komitmennya bersama pemda setempat dalam mempercepat pemerataan pembangunan. Bukan malah membuat bercanda masalah yang dihadapi warga.
“Mungkin warga merasa dihargai, merasa diperhatikan, jika respons Pak Gubernur terbang ke sana pakai helikopter misalnya, melihat langsung kondisi warga, dibanding canda politik yang menurut saya tidak ada tempatnya,” ucap Selle.
Kondisi ini pun disebut menjadi tantangan dalam menjalankan roda pemerintahan. Andi Sudirman sebagai kepala daerah seharusnya bisa menyakinkan warganya bahwa segala aspirasi tetap diakomodasi.
“Jangan sampai ada satu kelompok atau satu daerah merasa diperlakukan secara tidak adil. Tapi di satu daerah tertentu terlalu berlebihan perhatian,” tegasnya.
(*)