Masamba — Perbedaan dan keberagaman adalah keniscayaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Olehnya itu, tidak perlu takut dan khawatir akan adanya perbedaan karena perbedaan dan keberagaman itu sendiri adalah kekuatan yang sesungguhnya.
Demikian dikatakan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, saat membuka acara Penguatan Kearifan Lokal, Harmonisasi dan Keserasian Sosial di Hotel Remaja Indah Masamba, Sabtu (25/11). Kegiatan ini dihadiri Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, R. Harry Hikmat, Plt. Direktur PSKBS Kemensos RI Margowiyono, dan Tenaga Ahli Mensos Rudi Kurniawan.
Bupati Indah menambahkan, perbedaan dan keberagaman seyogyanya dimaknai secara positif dengan berpegang teguh pada nilai-nilai kearifan lokal, sehingga harmonisasi dalam kehidupan bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat. “Jangan alergi dengan perbedaan dan jangan takut dengan keberagaman. Keberagaman jika kelola dengan baik akan menjadi kekuatan kita yang sesungguhnya,” ujar Bupati Indah Putri di hadapan 100 pemerhati sosial yang hadir dalam kegiatan yang juga dihadiri Sekda Abdul Mahfud dan Anggota DPRD Rudi Hartono, serta para Pimpinan SKPD tersebut.
Sementara itu, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI, Harry Hikmat, memberikan apresiasi yang besar kepada pemerintah daerah dan masyarakat. Karena menurutnya, kegiatan ini bukti bahwa animo masyarakat untuk saling menjaga persaudaraan satu sama lain sangatlah besar. “Saya mengapresiasi kepada pemerintah dan masyarakat, sebab kegiatan ini bukti bahwa silaturahmi itu ada. Persaudaraan itu bukan hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Luwu Utara, Besse Andi Pabeangi, dalam laporannya mengatakan bahwa tujuan kegiatan Sinergitas Penguatan Kearifan Lokal adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola konflik yang terjadi, baik individu maupun kelompok. Selain itu, kata Besse, juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, tentang bagaimana nilai-nilai kebersamaan itu diciptakan.
“Lewat kegiatan ini pula kita menggagas penyelesaian konflik sosial yang berbasis kearifan lokal. Membangun kebersamaan dan peran aktif masyarakat dalam menangani sebuah konflik, serta mengangkat kembali ketokohan para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan juga tokoh pemuda,” tandas Besse. Rencananya kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari, 24 – 26 November 2017. Selain di Aula Hotel Remaja, para peserta juga diarahkan menerima pembelajaran di Lapangan Desa Kamiri.(LH/ZV/HMS)