WAJO — Panwaslu Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo dinilai kalangan bekerja tidak profesional. Pasalnya, banyak kejadian di wilayah kecamatan Majauleng yang terkait Pilkada, diantaranya laporan Ketua Karang Taruna yang tidak ditanggapi dengan serius padahal sudah dua hari berturut turut Ketua Karang Taruna Desa Watan Rumpia Kecamatan Majauleng Wajo sejak Rabu tanggal 13 Juni 2018 tidak ada satupun Panwaslu yang kelihatan batang hidungnya dan hari kedua, pada Kamis 14 Juni 2018, kami ada dua jam menunggu baru pada datang, itupun dihubungi rekannya baru ada masuk kantor,” sebut Ambo Tang Masse, Ketua Karang Taruna Maddusila.
Kata dia, semestinya harus ada 1 petugas yang standby di kantornya, keluhnya.
“Inilah kalau merekrut Panwaslu tidak ada jenis pilihan lain lagi, padahal sudah digaji negara untuk pelakukan pelayanan prima pada setiap pelapor yang datang, tapi ternyata itu tidak ada dimiliki Panwaslu Kec. Majauleng, keluhnya.
Kepada tim media ini yang menemui Ketua Karang Taruna Maddusila, ia merasa baginya tidak ada keadilan kalau di tubuh Panwaslu Kec. Majauleng karena ia merasa dipermainkan pada saat melaporkan salah satu Pendamping PKH Kec. Majauleng Andi Anugrah mengancam warga desa Watan Sumpia yang masuk program keluarga harapan (P) karena Andi Nnugrah mengancam warga bila tidak memilih Barakka maka namanya akan dicoret dari program tersebut, tetapi sama juga yang dilaporkan korcam Pammase Drs. Hajirin tanggal 23 Mei 2018 lalu juga tidak ada tindakan oleh Panwaslu. (IST/A/*)