JAKARTA — Meski Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogeya pihaknya bertanggung jawab atas insiden tertembaknya 31 pekerja jembatan Kali Aworak, dan Kali Yigi, diakui sasarannya adalah anggota TNI dari Seni Tempur (SIPUR).
“Jadi yang ditembak itu bukan warga sipil mereka adalah TNI”.
Pernyataan ini disampaikan KKB melalui akun Facebook Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB). Dan di-posting seperti yang beritakan Detikcom, pada Rabu (5/11/2018) kemarin.
Pemne Kogeya Komandan Operasi KODAP III Nduga , dalam pernyataannya bila serangan kami bukan warga sipil mereka adalah TNI,” begitu bunyi awalan tulisan itu seperti dilihat Detikcom pada Kamis (6/12) siang tadi.
Panglima Daerah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Makodap III Ndugama Egianus Kogeya menyatakan bertanggung jawab terhadap penyerangan SIPUR pekerja jembatan Kali Aworak, Kali Yigi dan Pos TNI Distrik Mbua melalui komandan operasinya .
Disebutkan, operasi di Kali Aworak, Kali Yigi dengan sasaran operasi Anggota SIPUR Jembatan Kali Aworak, Kali Yigi Pos TNI Distrik Mbua, dilakukan sejak 2 Desember dibawah pimpinan komandan operasi Pemne Kogeya. Sebanyak 24 orang disebutkan tewas dalam serangan itu.
Masih dalam tulisan di akun Facebook itu, TPNPB KODAP III Ndugama mengaku penyerangan telah lama mengidentifikasi pekerja jalan sebelum serangan terjadi. Lebih dari tiga bulan mereka memanta.
“Lebih dari tiga bulan kami lakukan pemantauan dan patroli terhadap pekerja Jembatan Kali Aworak, Kali Yigi, dan Pos Mbua, kami sudah secara lengkap mempelajari pekerja di Kali Aworak, Kali Yigi, dan Pos TNI Distrik Mbua adalah satu kesatuan. Pos Mbua adalah pos resmi sebagai pos kontrol dan yang bekerja di Kali Aworak dan Kali Yigi adalah murni anggota TNI (SIPUR)” jelas Pemne Kogeya.
Sehingga merekan tidak salah sasaran dan bisa membedakan antara pekerja sipil dan TNI.
“Sasaran serangan kami tidak salah. Kami tahu mana pekerja sipil atau tukang biasa dan mana pekerja anggota TNI (SIPUR). Walaupun mereka berpakaian sipil atau preman. Kami juga siap bertanggung jawab terhadap penyerangan Pos TNI Distrik Mbua,” sebut Pemne.
Namun sejauh ini KKB tidak bisa mengelak bila pernyataannya itu ada ketidak benarannya dan terbantah dengan tewasnya pekerja Trans Papua ini atas nama Muhammad Agus (25) warga sipil asal Bugis Makassar dan beberapa jenazah yang dalam persiapan evakuasi .
Sementara Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII Cenderawasih Kolonel M Aidi, saat dikonfirmasi pemberita soal kebenaran akun Facebook itu, menepis anggapan bahwa korban bukan sipil. Aidi menjelaskan dua alasan.
“Yang korban itu kan sebagian meninggal, sebagian hidup. Kalau memang dia mengatakan bahwa itu TNI, ya silakan aja diperiksa, ada yang hidup di situ, jelas datanya, TNI kan jelas datanya, silakan diperiksa. Kemudian itu disebutkan karyawan Istaka Karya, cek aja ke Istaka Karya, kenapa menduga-duga gitu lo. Orangnya kan masih hidup. Itu logika pertama,” ujarnya saat dihubungi detikcom yang dikutif JNN, Kamis (6/12) petang tadi.
Aidi juga berbicara soal alasan kelompok bersenjata menyerang di jalur Trans Papua.
“Logika kedua, kan disebutkan di situ bahwa karena dia tahu yang mengerjakan jalan Trans Papua adalah TNI, logikanya kalau TNI mengerjakan jalan, apa pantas dibantai? Padahal untuk menyejahterakan mereka,” ujarnya.
Namun Aidi, tidak menampik kebenaran akun Facebook itu milik kelompok Egianus Kogeya. Aidi memastikannya. “Ya pasti dari mereka, dan mungkin mereka salah satu pelakunya,” tegasnya.(Detikcom/JNN-NAS)