LAPORAN UTAMA — Aroma panas di Pemilihan Walikota Palopo 2018 sudah mulai terasa. Diramalkan, Pilkada di Palopo akan berlangsung panas, sejumlah ketegangan sudah terdeteksi sejak awal dan sulit dihindari. Terlebih setelah hampir bisa dipastikan terjadi head to head antara pasangan calon Judas Amir-Rahmat Masri Bandaso (JUARA) dan Akhmad Syarifuddin Daud-Budi Sada (Ome-Bisa) yang bandulnya bergerak liar, hari demi hari.
Akhmad Syarifuddin Daud atau akrab disapa Ome adalah seteru kuat bagi Judas Amir. Rivalitas keduanya sudah berlangsung lama, terlebih sejak kasus yang menyeret nama ayanda sang wakil walikota Palopo itu dalam pusaran kasus kepengurusan Masjid Agung Palopo yang sudah diputuskan oleh Mahkamah Agung beberapa waktu lalu.
Menurut analisa beberapa pengamat politik, pertarungan keduanya akan berlangsung sengit dan tajam. Aroma panas keduanya bak musuh bebuyutan tim sepakbola, antara Barcelona versus Real Madrid. Alot, keras, liat, licin, panas dan penuh intrik.
Diatas kertas, posisi calon petahana HM Judas Amir memang sementara ‘leading’ dengan koalisi gemuknya. Apalagi hampir 90% jajaran birokrasi masih dikuasai mantan legislator tersebut. Ditambah lagi tingkat kepuasan publik atas kinerjanya yang mencapai 80%. Kedengarannya keren kan? Namun, eits, tunggu dulu. Akhmad Syarifuddin Daud juga tak kalah mentereng dengan latar belakang dukungan basis pemilih Islam sarungan Nahdatul Ulama yang masih berpengaruh di Kota Palopo. Belum lagi potensi pemilih pemula yang didominasi anak-anak muda militan serta beberapa organisasi massa dan kepemudaan binaan Ketua DPC Hanura tersebut.
Hitung-hitungan real kekuatan antara dua figur tersebut, bisa dibilang berimbang alias fifty-fifty. Analis berpendapat, Ome tetap dinilai berpotensi menumbangkan Judas Amir meski harus berhadapan dengan koalisi gemuk partai politik besar dan berpengaruh seperti Golkar, Nasdem dan PKB serta PDI Perjuangan.
Menurut Suwadi Idris, Direktur Indeks Politica, pasangan JUARA berada diujung tanduk jika memang harus duel satu lawan satu alias head to head.
“Dari sejumlah survei yang kami lakukan dan survei lainnya, Ome surveinya cukup bagus, ia tetap berpeluang untuk mengalahkan Judas Amir. Selisihnya hanya di margin of error. Posisi Judas Amir sangat rawan apalagi jika Pilkada Palopo berlangsung hanya dengan dua pilihan paslon atau head to head antara Ome-Bisa dan Judas-Rahmat saja,” kata Suwadi Idris, Senin (1/1/2018).
Menurut dia, kunci kemenangan Ome ada pada tambahan dukungan dari balon lain yang sudah buang handuk atau yang gagal maju selain dari konstituen Ome-Bisa sendiri saat ini. Ia tambahkan, dengan mengajak bergabung figur kuat lainnya dan juga barisan sakit hati, maka peluang Ome-Bisa akan semakin lebar dan terbuka.
“Ome harus bisa meramu kekuatan lain untuk ikut bergabung, bisa dari kalangan pendukung Haidir Basir atau figur kuat lainnya, karena Pilkada bukan hanya soal mesin-mesin politik milik parpol tapi lebih kepada figur kuat yang bisa mendongkrak suara,” tandas Suwadi.
Sementara itu, Direktur Nurani Strategic, Nurmal Idrus punya pendapat berbeda.Ia menilai, jika Pilkada Palopo digelar hari ini, maka kekuatan petahana masih cukup kuat dan sulit diimbangi. Alasan Nurmal adalah dari segi geopolitik dan faktor ketokohan calon wakil walikota, Rahmat Masri Bandaso yang masih cukup tinggi elektabilitasnya.
“Menurut saya, kekuatan Judas Amir di pilkada tahun ini jauh lebih besar daripada ketika dia memenangi pilkada 4 tahun lalu. Kali ini, dia dilapis oleh kekuatan personal dan militansi tim yang dimiliki oleh wakilnya Rahmat Masri bandaso,” kata Nurmal, Senin (1/1/2018).
Menurut Nurmal, Rahmat Masri Bandaso (RMB) punya pengalaman dan punya basis yang jelas. “Jadi itu poin pentingnya. Kekuatan Judas makin kuat karena sekarang dia berposisi sebagai petahana dan tentu ia mengendalikan kekuatan birokrasi,” katanya.
Nurmal meyakini, jika tak ada terobosan strategis yang dipilih oleh Ome, maka sulit baginya mengimbangi Judas. Menurut mantan Ketua KPU Makassar ini, Judas Amir dikuatkan oleh RMB. “Pilihan Judas ke RMB adalah pilihan terbaik menurut saya. Kekuatan elektrolalnya kini lebih tebal, elektabilitas keduanya saling menunjang,” tandasnya.(*)