Jakarta — Tema yang diusung debat kedua dalam rangkaian pemilihan umum presiden (pilpres) 2019 kali ini adalah “energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup”.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjanjikan sejumlah format baru dalam debat kedua yang hanya mempertemukan para calon presiden ini, sehingga akan membuat debat jadi lebih hidup, menarik, dan terbuka.
Di antara aturan yang mendukung konsep debat yang lebih terbuka dan tidak membosankan adalah keputusan KPU untuk tidak memberikan kisi-kisi pertanyaan yang disusun panelis kepada para capres.
Perubahan besar lainnya, dalam debat malam ini di Hotel Sultan Jakarta, KPU menyediakan satu segmen sebagai ruang para capres berdebat secara bebas dan terbuka (berhubungan dengan tema yang sudah ditetapkan).
Jika pada debat edisi perdana di segmen interaktif antar-paslon durasi pertanyaan dan jawaban dibatasi, kali ini KPU memberikan waktu gelondongan untuk para capres saling berdebat tanpa batasan waktu.
Dilansir Gatra, Rencananya KPU menaruh ruang debat langsung dan gelondongan itu di segmen empat. Dengan durasi yang akan ditetapkan kemudian. Moderator debat kedua ini –Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki—akan bekerja keras mengatur lalu lintas dan keseimbangan durasi bicara tiap-tiap capres.
“Pokoknya nanti kita bikin lebih menarik debatnya,” kata Ketua KPU, Arief Budiman seperti dilansir Majalah Gatra Edisi 15 Tahun 25. KPU juga telah menyiapkan nama-nama akdemisi dan tokoh lembaga swadaya masyarakat sebagai panelis. Di sisi lain, tim pemenangan dari dua kubu paslon juga akan melakukan penelusuran terhadap rekam jejak para calon panelis.
Sementara menurut Komisioner KPU Wahyu Setiawan, sesi interaktif di debat kedua, dengan menampilkan video berdurasi pendek terkait visi misi masing-masing calon presiden.
Menurutnya, tujuan itu untuk melihat kemampuan eksploratif kandidat dalam memahami sekaligus menjelaskan dan mencari solusi atas masalah.
“Segmen di debat kedua sama dengan debat pertama, namun di segmen keempat yaitu sesi pertanyaan dari panelis, ada video pendek masing-masing kandidat, kami menamakannya sesi eksploratif,” kata Wahyu.
Dia menjelaskan segmen satu pemaparan visi-misi, segmen kedua dan ketiga adalah pertanyaan panelis, segmen keempat adalah eksploratif, kelima inspiratif yaitu masing-masing kandidat bertanya pada kandidat lain.
Wahyu mengklaim format tersebut memungkinkan kandidat tampil rileks, original dan lebih eksploratif menjelaskan secara rinci visi-misi serta program.
“Mulai pemilihan tempat duduk, kami sediakan kursi agar lebih rileks. Dari segi waktu, durasi per segmen sama namun mekanismenya saja berbeda sehingga memungkinkan lebih dinamis,” ujarnya.
Dia mengatakan di debat kedua, peran moderator lebih kuat untuk mengatur lalu lintas debat.
Selain itu katanya, di debat kedua ada yang berbeda yaitu tata letak panggung, karena ada masukan dari komponen masyarakat bahwa audiens di belakang kandidat mengganggu penonton televisi dan warganet.
Karena itu di debat kedua, lanjut Wahyu, format panggung diperbaiki yaitu di belakang kandidat tidak ada penonton sehingga penonton hanya di depan panggung.
“Debat ini kan tidak hanya untuk undangan yang hadir namun untuk seluruh rakyat sehingga ketika rakyat terganggu maka akan kami perbaiki,” katanya.(*)