Pdt. Robert Silaban, M.Th:
“Segala Sesuatunya, Pasti Akan Ada Hikmahnya”
Sesaat setelah Pelaksanaan Acara Ibadah dan Rapat Bersama Para Pendeta, Guru Huria dan Sintua Jemaat HKBP Distrik XXII Riau, Pdt. Robert Silaban, M.Th selaku Praeses Menyempatkan waktunya untuk berkumpul dan berdiskusi bersama Perwakilan Pimpinan Media Online se-Provinsi Riau, serta Undangan Lainnya.
Tampak hadir, Davit Silaban, M.Si yang merupakan Praktisi Pendidikan Provinsi Riau, bersama Perwakilan Jajaran Pengurus Distrik XXII Riau. Dalam kesempatan itu, Pdt. Robert Silaban, M.Th menceritakan Napak Tilas yang pernah dilaluinya. Dimana pada saat ini, hari rabu malam, 6 Desember 2017, Praeses HKBP Distrik XXII Riau cukup tangkas dalam menyampaikan materi diskusinya, yang memang diawali dengan semangat kesederhanaan.
“Sewaktu saya masih Pendeta biasa di Daerah Toba sana (Sumut-red), saya juga sambil menjalankan usaha Tukang Las. yakni usaha dibidang Pengelasan bahan-bahan Trali dan Aluminium” tutur Pdt. Robert Silaban, M.Th.
Kendati beliau sudah berprofesi sebagai Pendeta, namun jiwa usaha dan kegigihannya tetap membara. “ini saya lakukan, karena memang hobby sewaktu kecil dulu. Saya ini suka bekerja. Apapun saya kerjakan, sama seperti Almarhum Bapak saya dulu” ungkap Praeses XXII Distrik Riau tersebut.
Anak Polisi dan dilahirkan dari lingkungan keluarga yang sederhana, tidak membuatnya putus asa. “kalau saya ingat masa lalu dahulu, yang seingat saya pada saat masih duduk dibangku kelas 3 STM, saya sudah kerjakan apa yang harus dikerjakan.
Lanjutnya lagi, Robert Silaban pada saat itu juga sudah menjalankan aktivitas di Jalanan. “Jujur saja, untuk Pekerjaan seperti Tukang Becak dan Tukang Parkir sudah saya jalani, khususnya didaerah Helvetia, di Kota Medan” tukas Praeses 2 Periode ini. “Walaupun pada saat itu saya masih berstatus siswa STM Jurusan Teknik Mesin, tidak ada sedikitpun bagi saya terfikir untuk bersekolah menjadi seorang Pendeta. Hingga pada akhirnya, ada kejadian yang unik, dimana saya jumpa 2 orang ditempat yang berbeda, namun pergumulannya sama, yaitu Sulit untuk Memasukkan anaknya sekolah di STT.
Pada saat itu, STT adalah sekolah untuk menetaskan seseorang anak didik sebagai seorang Pendeta. “yang saya ingat dari cerita orang-orang tua dulu, bahwa kalau sudah tamat dari STT, maka sudah dipastikan dapat Kerja. Nah, atas hal itulah, saya bertekad untuk Sekolah disana, meskipun seingat saya, pada saat itu saya hampir 5 kali mau keluar dari Sekolah STT tersebut, akibat sulitnya pembayaran biaya sekolah” cetus Suami dari Seorang Guru SMP didaerah Toba tersebut.
Dalam mengakhiri pertemuan dan Diskusi tersebut, Pdt. Robert Silaban, M.Th menegaskan kembali, bahwa meskipun pada saat itu saya terbilang Anak Nakal. Namun tidak pernah sekalipun saya bersentuhan dengan yang namanya Narkoba. ungkap Praeses XXII Distrik Riau tersebut.
Laporan : Larshen Yunus Mora/ Kepala Perwakilan MediaDutaOnline.com Provinsi Riau/ -red