MAKASSAR — Ikatan Pelajar Mahasiswa Luwu (IPMIL) menggelar dialog kebudayaan yang mengusung tema ” Reaktualisasi Nilai-nilai Budaya Luwu di Tengah Arus Globalisasi” diselenggarakan Di Gedung Mulo Kota Makassar, Minggu 29/10/2017.
Walikota Palopo HM. Judas Amir yang diwakili oleh Kabag Humas pemkot Palopo, Eka Sukmawati S.STP, MM menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Walikota Palopo, dan memerintahkan dirinya untuk mewakili.
Pada pempaparan materi yang bertemakan, “Menjaga nilai budaya di tengah modernisasi kota palopo”. Eka menyampaikan, Kebudayaan adalah salah satu kekayaan luar biasa bangsa indonesia dan patut bersyukur karena negeri ini di anugerahi beragam suku dan bangsa dengan ribuan kebudayaan yang dilahirkan.“ Kebudayaan bangsa yang terhampar dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote, “ ungkap Eka mengawali.
Sejalan dengan tema kegiatan menurut Eka, Tana Luwu sendiri merupakan anugerah yang besar dimana selain sebagai kerajaan tertua di Sulawesi Selatan, Kerajaan Luwu juga sepanjang sejarahnya telah melewati rentang waktu yang panjang.
“Dan kita pahami juga kalau Kerajaan Luwu melahirkan kebudayaan sendiri,” jelas Eka.
Lanjut mantan camat Sendana Kota Palopo ini, sebagai abdi negara yang saat ini mengabdi di Kota Palopo, dan merupakan Orang Luwu, menjadi kebanggaan tersendiri bagi dirinya karena pusat kerajaan Luwu berada di Kota Palopo.
Sementara itu, Datu Luwu H. Andi Maradang Mackulau Opu To Bau,SH. Pada kesempatan yang sama menyampaikan, adat istiadat bagi orang Luwu merupakan sikap dan tingkah laku baik.
“Karena adat istiadat tindakan akan lahir dari perilaku yang tidak baik,” ungkapnya.
Pada dialog tersebut, sri paduka Datu Luwu menyinggung soal Lambang IPMIL memakai simbol payung. Dimana simbol tersebut sama dengan lambang kerajaan luwu.
“Dengan penggunaan simbol payung yang ada pada lambang IPMIL, maka wajib hukumnya bagi seluruh pelajar dan mahasiswa yang tergabung dalam IPMIL di seluruh indonesia untuk menjunjung tinggi budaya Luwu,” harapnya.
Di kesempatan yang sama Bupati Luwu Ir. H. Andi Muzakkar, MH, menyampaikan harapan agar budaya Luwu harus dan wajib dijadikan sebagai mata pelajaran di sekolah sekolah di Luwu Raya, agar penerus penerus bangsa juga dapat mengetahui dan memahami seperti apa sejarah Kerajaan Luwu.
“Paling tidak, sejarah Kerajaan Luwu menjadi mata pelajaran ekstrakurikuler terkhusus di sekolah sekolah yang ada dalam bingkai wilayah luwu raya.” tandasnya.
Ketua Panitia Ahmad Fiqhi Palawa pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih terhadap para undangan khusunya pimpinan daerah dan pihak yang mewakili, yang sempat hadir.
Menurutnya, tujuan diselenggarakannya dialog, agar semua pihak, mampu memahami seperti apa budaya dan adat istiadat khususnya orang Luwu atau bagi Wija To Luwu.
Sekjen IPMIL Luwu Raya Muh. Suwarsono pada dialog tersebut, menyampaikan terkait kegiatan telah direncanakan 3 minggu sebelumnya dan bersyukur kegiatan tersebut dapat terlaksanakan.
Ia juga berharap kegiatan seperti itu dapat dijadikan agenda rutin karena IPMIL merupakan satu kesatuan yang tidak akan pernah terpisahkan dan bersinergi dengan Pemerintah membangun Luwu Raya agar lebih maju.
Selain dihadir Datu Luwu 40 H. Andi Maradang Mackulau Opu To Bau, S.H, Bupati Luwu Ir. H. Andi Muzakkar dan Kabag Humas Pemkot Palopo, Eka Sukmawati S.STP,MM, turut hadir, perwakilan Walikota Makassar yang diwakili oleh Kepala Inspektorat Makassar Drs. Zainal Ibrahim, M.Si. Wakil ketua DPRD Kota Makassar Indira Mulyasari Paramastuti, Sejarawan dan budayawan Prof.Dr.Hj. Andi Ima Kusuma, M.Pd, Akademis Fakultas Ekonomi UMI yang diwakili oleh Dr. Mukhlis Sufri,SE,M.Si, MH, perwakilan Bupati Luwu Timur Drs. H. Hamris Darwis, dan Kadis Pariwisata Kebudayaan Luwu Timur, serta ratusan peserta dari mahasiswa dan pelajar yang tergabung di IPMIL se Luwu Raya.(*)