PALOPO — Upaya Judas Amir yang sejauh ini sudah mengamankan sedikitnya 19 kursi dalam Pilkada Palopo 2018, menuai tanggapan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Bagi Hasan Sufyan, Direktur Eksekutif Liga Mahasiswa Kreatif (LMK) Sulsel langkah borong memborong parpol ini dianggapnya sebagai upaya petahana untuk menyingkirkan figur-figur lain yang memiliki basis massa yang riil dalam peta politik pilkada di Palopo.
Meski kolom kosong (kotak kosong) juga diatur oleh penyelenggara pilkada (KPU), namun iklim demokrasi menurutnya akan menjadi kurang sehat, karena dominasi figur tertentu yang lebih mengarah pada kapitalisme politik berimplikasi pada semakin menurunnya tingkat partisipasi publik di Pilkada Serentak 2018 mendatang.
“Kasus Kotak Kosong di Palopo berbeda dengan daerah lain, karena disini kekuatan elektabilitas figur hampir merata, antara JA, Ome, HB dan Budi Sada. Sehingga wajar jika publik bertanya-tanya, meskipun harus diakui hasil survei JA masih tetap yang teratas namun selisihnya dengan figur lain tidak terlalu jauh, jadi omong kosong jika parpol mengklaim ingin menang hanya dengan melihat hasil survei, karena pada dasarnya survei yang ada sekarang cenderung masih sangat dinamis,” beber Uppi sapaan akrab Direktur LMK Sulsel ini, Rabu 15/11.
Tertutupnya peluang figur lain untuk maju selain tidak sehat, akibat pragmatisme yang dipertontonkan parpol, juga berdampak buruk pada pendidikan politik bagi masyarakat.
Semboyan dan seruan KPU agar masyarakat menjadi Pemilih Cerdas di Pilkada nampaknya hanya akan jadi slogan kosong, karena ruang gerak dan pilihan mereka sudah ‘dibonsai’ sedemikian rupa oleh selera Parpol yang kelihatan seragam dan tidak melihat fakta di lapangan bahwa kubu-kubu para pendukung tersebar ke calon-calon lain bukan hanya bertumpu pada satu kubu saja.
“Dampak kekecewaan masyarakat akan bermuara pada rendahnya tingkat partisipasi publik di Pilkada Palopo, nah ini yang harus diantisipasi, karena akan memicu masalah baru, simpatisan figur lain yang kecewa akan mencari pembenaran untuk menggagalkan pesta demokrasi yang sejatinya milik rakyat bukan milik elit kekuasaan,” tandasnya mengingatkan.
Sebelumnya diberitakan, JA sudah mengamankan 23 kursi dan hanya menyisakan dua kursi bagi pasangan Ome-Budi Sada yang meraih dukungan Partai Hanura, pemilik 2 kursi.(*)