MEDU-ONLINE, JAKARTA | Sebelum Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas ditembak yang menurut polisi dilakukan oleh rekan kerjanya yakni Bharada E yang kemudian diketahui bernama lengkap Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu, pada Jumat (8/7/2022) sekira pukul 17.00 WIB di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo -keduanya diketahui bertugas sebagai ajudan Irjen Pol Ferdy Sambo.
Brigadir J ditugaskan sebagai sopir dinas sedangkan Bharada E bertugas sebagai asisten pribadi. Keduanya juga bukan orang sembarangan.
Bharada E yang menembak hingga tewas Brigadir J adalah penembak kelas 1 di Resimen 1 Pasukan Pelopor di jajaran Korps Brimob.
Sedangkan, Brigadir J adalah mantan penembak jitu atau sniper yang pernah ditugaskan di Polda Jambi.
¨Bharada E adalah anggota tim penembak nomor satu di resimen pelopor,” ungkap Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto pada Selasa (12/7/2022).
Kepergian Brigadir J menyisakan duka yang mendalam, salah satu pihak keluarga dari Brigadir J bernama Roslin Emika membagikan potret-potret Brigadir J semasa hidup melalui akun Facebook pribadinya pada Rabu (13/7/2022).
Dalam unggahannya tersebut, Roslin Emika membagikan kebersamaan Brigadir J dengan rekan kerjanya termasuk Bharada E, yang kemudian menjadi penembak Brigadir J sendiri. Sosok Brigadir J dan sosok Bharada E ada dalam foto tersebut meski jaraknya agak berjauhan.
¨Hanya inilah yg bisa kami lihat kebersamaan bersama keluarga dan teman sekerja mu nak Yosua Hutabarat. Ini tinggal kenangan setelah nyawamu direnggut teman sekerja mu,¨ tulis Roslin Emika dalam akun Facebooknya.
Dalam unggahan tersebut juga memperlihatkan kedekatan sosok Brigadir J dengan keluarga Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Chandrawathi.
Disebutkan, Brigadir J tewas ditembak oleh Bharada E yang berusaha melakukan pembelaan setelah mengetahui bahwa Brigadir J tiba-tiba masuk ke kamar dan melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Saat itu, Kadiv Propam sedang melakukan tes PCR di luar rumah. Brigadir J yang merupakan mantan sniper dikatakan melepaskan tembakan sebanyak 7 kali namun meleset. Hingga akhirnya, Bharada E menembak balik dan menewaskan Brigadir J.
***
Jenderal (Purn) Merasa Sangsi Peristiwa Penembakan Terjadi di Rumah Ferdy Sambo
Sementara itu, Ketua RT 05/01 Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jaksel yang menaungi rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto memberikan kesaksian.
Purnawirawan Polri berusia 84 tahun itu bersaksi dan memperpanjang daftar kejanggalan kasus baku tembak polisi yang menyebabkan Brigadir Polisi Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas di tangan Bharada E.
Berikut 4 poin pernyataan Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto, yang saat masih aktif di kepolisian pernah menjabat sebagai Kapolda Aceh dan Kapolda Sumut ini:
1. Seno Sekarto seorang Jenderal yang Dicueki Polisi
Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto menyatakan dirinya belum menerima laporan terkait insiden baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo pada Jumat (8/7) sore.
“Saya juga sesalkan kenapa kok saya sebagai RT tidak dilapori atas kejadian itu. Maaf saja saya ini jenderal meskipun RT,” kata Seno saat ditemui di Jakarta, Rabu.
2. Pak RT yang Jenderal Merasa Kesal
Seno Sukarto mengaku kesal dan tersinggung karena tidak diberikan laporan dari polisi maupun satpam yang berjaga di pos seberang rumah tempat kejadian perkara (TKP). Bahkan, katanya. saat dirinya bertanya dan bertemu langsung dengan polisi dan satpam, mereka juga tak berterus terang.
Seno mengatakan mengetahui informasi peristiwa itu dari media sosial pada Senin (11/7).
Dia mengatakan, biasanya jika ada kejadian menonjol di kompleks tersebut, satpam langsung laporan kepada Ketua RT lewat telepon. Namun, terkait peristiwa besar tersebut, dia tidak diberi kabar, maka dianggapnya tidak terjadi apa pun pada hari kejadian.
3. Seno Sukarto Sebut Polisi Tak Minta Izin
Seno juga mengaku kesal lantaran pihak kepolisian saat melakukan pemeriksaan hingga olah TKP tidak meminta izin kepada dirinya selaku Ketua RT. Bahkan satpam yang bekerja bersama Seno juga diarahkan untuk menjaga rumah Kadiv Propam usai peristiwa baku tembak yang menyebabkan Brigadir J tewas tersebut.
“Enggak izin. Malah anggota saya disuruh jaga, di situ saya marah, bilangin sama yang perintah kamu, kembali ke pos. Karena dia harus menjaga seluruh komplek bukan hanya jaga pintu,” tegas Seno Sukarto.
4. CCTV di Didekat Rumah Ferdy Sambo Diganti
Seno Sukarto mengungkap bahwa CCTV atau kamera pengawas yang dipasang di pos penjagaan dekat rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sempat diganti oleh polisi pada Sabtu (9/7). “CCTV alatnya yang di pos hari Sabtu diganti sama polisi,” kata Seno Sukarto.
Salah satu dekoder pada CCTV, kata Seno, sempat diganti oleh pihak Kepolisian usai penembakan di rumah Kadiv Propam Polri.
Menurut keterangan satpam, CCTV yang terpasang di pos dekat rumah tersebut berjumlah delapan. Namun dua kamera rusak dan baru saja diganti. CCTV di Komplek Polri Duren Tiga tidak hanya dipasang di setiap jalan.
Namun, kata Seno, setiap rumah juga memiliki CCTV sendiri. Seno Sukarto merasa yakin sampai saat ini CCTV yang berada di pos keamanan dekat rumah Kadiv Propam Polri masih aktif. Apakah CCTV di rumah Irjen Ferdy Sambo masih aktif? Seno menjawab tidak tahu lantaran yang mengetahui hanya pemilik rumah. “Kalau yang di luar masih aktif. Yang di dalam saya enggak tahu, yang tahu yang punya rumah,” ucap Seno Sukarto.
***
Rumah Ferdy Di Sudut, Ada 3 CCTV Kompleks
JAKARTA — Rumah bernomor 46 di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan menjadi saksi bisu insiden baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E.
Bangunan yang berada di tikungan jalan itu milik Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo.
Melansir JPNN.com, Kamis (14/7) siang, terdapat dua kamera closed circuit televison atau CCTV yang berada di sekitar rumah Irjen Sambo.
Satu kamera mengarah ke jalanan di depan rumah dan satu lagi membelakangi rumah tersebut.
Tak hanya itu, terlihat juga satu CCTV yang berada di dalam kawasan rumah, mengarah ke pagar masuk.
Konon tembak-menembak pada Jumat (8/7) sore berawal dari tindakan Brigadir J yang memasuki kamar pribadi Irjen Ferdy Sambo.
Melalui akun @mohmahfudmd di Instagram, Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan insiden tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja.
“Kasus itu memang tak bisa dibiarkan mengalir begitu saja karena banyak kejanggalan yang muncul pada penanganan maupun penjelasan Polri sendiri yang tidak jelas hubungan antara sebab dan akibat setiap rantai peristiwanya,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu, Rabu (13/7).
***
(*/JPNN)