Luwu Utara — Kecewa dan marah bercampur kesal kepada Pemerintah Desa dan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara (Lutra) warga pun melakukan protes. Mereka menanam pohon pisang di tengah jalan yang berlubang sekitar 35 cm.
Warga Dusun Rante Bone, Desa Buangin, Kecamatan Sabbang Selatan, Kabupaten Luwu Utara menilai, Pemkab Luwu Utara menganaktirikan masyarakat di Dusun Rante Bone, bayangkan saja sejak tahun 1963 begini terus jalanan tak pernah di aspal dan warga tak pernah telat bayar pajak, keluhnya.
Parayo warga Dusun Rante Bone, menuturkan, sejak tahun 1963 sampai saat ini begini terus jalanan di dusunnya. “Itu sebabnya dengan kekesalan ini, kami tanami pohon pisang saja,” ucapnya kesal seperti dilansir laman SorotMakassar.com.
Aksi ini tiada lain di latar belakangi rusaknya infrastruktur jalanan Rante Bone yang seolah dibiarkan pemerintah. Kami menaruh harapan kepada ketiga wakil kami yang orang Toraja yang terpilih pada pemilihan Caleg tahun ini untuk memperjuangkan jalanan ini di DPRD Luwu Utara.
Parayo melanjutkan, ketiga putra Toraja yang terpilih kami menaruh harapan kepada mereka, yakni Paulus Palino dari Partai Gerindra, Yusuf Paembonan dari Perindo dan Yakob Banne dari PDI-Perjuangan untuk memperjuangkan jalanan ini di aspal.
“Bahkan ketika pucuk pimpinan Bupati Luwu Utara setelah dimekarkan Bupati Opu Luthfi Andi Mufti, Arifin Junaidi dan sekarang Bupati Indah Putri Indriani, warga menilai sama sekali tidak membawa perubahan bagi Rante Bone. Kami butuh jalanan untuk di aspal itu saja,” sambung Parayo.
Di musim hujan, pemandangan Jalan Rante Bone, kian tidak berbentuk. Jalan berlubang kini berubah menjadi kolam air mirip kubangan mandi kerbau. Maka ketika warga menanam pohon pisang di tengah jalan, sudah tidak nampak lagi sebagian badan jalan. Lebih mirip kebun yang tidak dipelihara pemiliknya.
“Kami bersyukur kepada pemerintah Luwu Utara dan anggota DPRD Lutra, P. Palebangan Rantetoding yang sudah memperjuangkan jalanan Rante Bone mulai dari Dusun Rante Pasang sudah di aspal lebih 900 meter,” tutur Parayo diiyakan warga yang hadir saat ditemui jurnalis media ini, Sabtu (06/07/2019).
“Masyarakat sudah berulang-ulang kali meminta di Musrembang Desa, Kepala Desa, agar Jalan Rante Bone dari selatan dan barat (dari Dusun Tarue) segera diperbaiki. Namun nyatanya hingga kini malah dibiarkan makin rusak,” jelas Parayo dan warga.
Beberapa waktu lalu masyarakat sempat bergembira manakala ada proyek pengaspalan jalan hotmix di kampung mereka, tapi hanya 900 meter lebih. Mereka mengira proyek tersebut bakal rampung hingga mengaspal seluruh jalan rusak di Rante Bone.
Selain menanam pohon pisang di tengah jalan, warga pun menuliskan sejumlah protes dan sindiran bagi Bupati-Wakil Bupati Luwu Utara, Anggota DPRD dapil IV (Sabbang, Baebunta, Rongkong dan Seko), terkhusus kepada anggota DPRD orang Toraja yang terpilih tahun ini, dan pejabat berwenang lainnya yang dinilai tutup mata mengenai persoalan jalanan mereka.
“Kami kira kemarin mau dihotmix semua, ternyata hanya 900 meter lebih saja. Jadi masih saja jalan ke daerah kami rusak parah,” ujar Parayo warga Rante Bone.
(Sorot Makassar/JNN)