Ketua DPW Apkasindo Sulsel Ajak Petani Penerima PSR Lakukan Ini

MEDU ONLINE, LUWU UTARA — Para petani sawit di Luwu Raya, terkhusus pada petani penerima program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang lahannya berada diwilayah pegunungan diharapkan agar menggalakkan intercropping atau menanam tanaman pangan atau hortikultura di sela pohon-pohon kelapa sawit muda dengan Padi Gogo atau tanaman-tanaman lainnya yang dapat menghasilkan pendapatan bagi petani.

Hal itu disampaikan Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. Ir. H. Badaruddin Puang Sabang, MM, yang sekaligus mengungkapkan bahwa Replanting tidak lagi menakutkan bagi petani kelapa sawit oleh hadirnya Padi Varietas Inpago Unsoed 1 sebagai tanaman sela.

“Sudah waktunya lahan sawit wilayah gunung menyumbang produksi padi ladang dengan menggunakan benih Varietas Inpago Unsoed 1, 9, 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 atau gunakan Varietas Rindang 2. Sebaiknya para petani sudah berani mulai uji coba barang 1 atau 2 hektar dulu. Kalau hal ini berhasil maka petani sawit bisa mendapatkan penghasilan,” kata Puang Badar, Selasa (14/11/2023).

Tokoh petani Sulsel yang akrab disapa Puang Badar menjelaskan bahwa guna membangun keberlanjutan pasokan bahan baku sawit ke perusahaan-perusahaan pengolahan minyak sawit, maka pohon-pohon kelapa sawit yang telah lanjut usia 25-30 dan tidak produktif lagi perlu diremajakan dengan bibit kelapa sawit yang masih muda atau replanting.

Namun replanting, menurut Puang Badar membawa konsekuensi besar terhadap pendapatan petani pemilik lahan dimana pada tiga tahun pertama kelapa sawit muda belum memberikan hasil panen, sehingga bisa dikatakan terjadi zerro cash flow pada lahan replanting selama masa investasi tahun pertama, kedua dan ketiga.

“Berkurangnya pendapatan dari lahan replanting ini dapat diatasi dengan menanam tanaman pangan atau hortikultura di sela pohon kelapa sawit muda. Persentase areal tanam yang masih dapat digunakan untuk budidaya tanaman sela mencapai 60% dari luas area lahan replanting. Tentu kondisi ini menjadi peluang untuk menghasilkan pendapatan jika digunakan untuk memproduksi komoditas yang diperlukan oleh pasar dan bernilai jual tinggi,” tuturnya.

“Kita berharap Pemerintah daerah siap bersinergi dalam pembinaan petani dalam pengembangan intercropping ini guna membangun keberlanjutan produktivitas lahan kelapa sawit dan mendukung penyediaan bahan pangan dari produksi padi gogo yang ditanam sebagai tanaman sela, sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah Puang Badar.

Pos terkait