JAKARTA, MEDIADUTAONLINE.COM — Pernyataan tersebut disampaikan Larshen Yunus S.Sos.Sc M.Si selaku Ketua Presidium Pusat Gabungan Aksi Mahasiswa Alumni Riau (GAMARI), disela-sela mengikuti Rapat Pengurus Harian PP GAMARI (06/07/2018).
Rapat tersebut dilakukan disalah satu ruangan Lantai 2, Mess Pemprov Riau, Jalan Brigjen Katamso, Slipi – Jakarta Barat. “Sebenarnya agenda kami di Jakarta dalam rangka mengikuti acara Rembuk Nasional Aktivis 98, Acaranya besok (07), yang bertepat dengan Hari Bhineka Tunggal Ika. Awalnya di Monas, namun berganti di Arena Jiexpo Kemayoran – Jakarta Pusat”.
Lanjut Yunus, sapaan akrab Ketua Gamari tersebut. Bahwa setelah dalam 1 hari ini pihaknya memperhatikan Pelaksanaan acara tersebut, spontan Rombongan Gamari mengurungkan diri untuk mengikuti acara tersebut. “Ngak etis saya sampaikan, namun kalau antum ligat, coba telusuri akun facebook pribadi saya, barusan saya posting dan itu karena sudah tak tertahankan lagi” seloroh Yunus.
Berkenaan dengan informasi Pergantian Komandan Lanud Rsn di Pekanbaru, dengan lantang Yunus katakan, bahwa sepanjang yang dia ketahui, di Area Pangkalan TNI AU tersebut begitu banyak permasalahan yang sampai hari ini belum tuntas. “Iya, pernah satu ketika, saya lupa bulan berapa. Saya dan rekan-rekan Aktivis Riau mengirimkan surat Permohonan untuk beraudiensi dengan Komandan yang baru, dari Kakanda Hendri Alfiandi kepada Kakanda Marsma TNI TBH. Age Wiraksono, Namun lebih dari satu bulan lamanya, surat kami baru ditanggapi untuk hadir ke Markas Lanud Auri tersebut.
“Pada saat itu saya hadir, tetapi Kakanda Age belum berkenan untuk bertemu dengan kami, sekalipun niatan kami hanya sekedar Silaturrahim seraya Beraudiensi bersama Komandan tersebut. Saya hanya bertemu dengan anggota beliau, kalau ngak salah namanya Mayor Sus Rizwar, selaku Kapen Lanud Roesmin Nurjadin.
Adapun tujuan Rombongan PP Gamari tersebut untuk menemui Kakanda Age, yakni tak lain hanya sekedar ingin mengenalnya lebih dalam, bersilaturrahim seraya beraudiensi untuk menanyai beberapa hal yang kami anggap penting” tutur Yunus, yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen (LPK) Provinsi Riau.
Sampai akhirnya Kakanda Age dimutasi jadi Kas Koopsau II, kamipun belum sempat menyampaikan poin-poin Audiensi tersebut. “Semoga saja dengan kehadiran Kolonel Pnb Ronny Irianto Moningka, selaku Danlanud Roesmin Nurjadin yang baru, dapat mendengarkan Aspirasi yang ingin kami sampaikan” imbuhnya.
Dilansir dari Harian Kabar Daerah Riau, Presidium Pusat Gamari ingin mempertanyakan perihal informasi lanjutan tentang kasus Perselisihan Lahan dengan warga setempat, Ingin mendiskusikan peran dari pihak TNI AU terkait dengan konflik yang pernah terjadi antara Pengemudi Taksi Konvensional dengan Pengemudi Taksi Online.
Konflik yang dimaksud terjadi di areal kawasan Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, yang merupakan bahagian dari pengawasan Lanud Rsn. Pada saat itu Pengemudi Taksi Konvensional yang merupakan anggota dari Puskopau melakukan tindakan kekerasan dengan Pengemudi Taksi Online. “Sepengetahuan saya, sampai hari ini kasus tersebut belum jelas arah penyelesaiannya” tegas Yunus, yang merupakan Alumni Mahasiswa Universitas Riau.
PP Gamari juga ingin mengetahui alasan yang mendasar dari pihak TNI AU, terkait dengan Regulasi untuk melintasi Jalan di dalam kawasan Pangkalan tersebut. “Kalau hanya sekedar untuk tingkat keamanan, kami rasa itu tidak fair. Wong sudah jelas itu kawasan Militer, siapapun orangnya akan berfikir ulang untuk berbuat yang macam-macam, apalagi Jalan tersebut sifatnya Umum, yang pada mulanya digunakan Masyarakat dari Jalan Adi Sucipto, Jalan Rambutan dan Jalan Inpres menuju arah simpang tiga (Jalan Jendral Sudirman Ujung-red).
Semestinya arus lalu lintas di kawasan tersebut dibuka seperti jalan umum lainnya, kan itu tidak begitu mengganggu dengan Titik Utama dari Pangkalan Udara. Selain dipagar dan dikawat duri saya rasa tidak akan ada yang berani berbuat yang aneh-aneh di kawasan tersebut. Justru dengan Peraturan saat ini yang sangat menganggu dan mempersulit aktivitas masyarakat banyak.
Menurut Yunus, dengan peraturan maupun kebijakan saat ini, Jalan Lintasan di kawasan tersebut terkesan angker. pasalnya dia sendiri sudah beberapa kali melewati jalan tersebut. “Mungkin bukan hanya saya saja yang risih dengan peraturan itu. Coba bayangkan, untuk lewat jalan tersebut kita harus terlebih dahulu berhenti di masing-masing Pos Pengamanan (2 Titik), kita juga diharuskan untuk meninggalkan KTP dan setelah itu dipaksa untuk kembali melewati Pos tersebut, supaya KTPnya bisa diambil kembali. Karena kalau lewat Pos yang satu lagi, jarak tempuh akan semakin jauh” kesal Yunus.
“Pokoknya ada banyak hal yang ingin kami sampaikan kepada Komandan yang baru, semoga saja beliau dapat bersikap Humanis dan menerima keinginan kami untuk bersilaturrahim. Jauh daripada itu kami juga akan siap bersinergi dengan pihak TNI AU, baik itu dalam aspek kegiatan formal maupun dalam hal-hal yang bersifat sosial kemasyarakatan” tutup Ketua Gamari tersebut, seraya mengakhiri pernyataan persnya. (*)
Reporter : Tengku Muhammad Rasyid Editor : H. Artha Arman Bachtiar