Kolom Kosong Menang di Pilkada Makassar, DP: Ini Tidak Direncanakan

MAKASSAR — Keunggukan kotak kosong menjadi simbol masyarakat yang menginginkan sebuah kemajuan. Begitu tanggapan Danny Pomanto (DP) saat ditanyakan terkait kemenangan kotak kosong di Pilkada Kota Makassar beberapa waktu lalu.

“Saya pun kaget ketika masyarakat datang berbondong-bondong ke rumah saat proses quick count memenangkan kotak kosong,” ungkap Danny kepada wartawan di Jakarta, Kamis malam (5/7).

Bahkan, masyarakat pendukung Danny meminta konvoi untuk merayakannya. Walikota Makassar itu pun menolak dengan alasan sederhana.

Bacaan Lainnya

“Saya bilang tidak (perlu konvoi). Cukup dengan sujud syukur saja. Ini merupakan sesuatu yang tidak direncanakan. Saya cukup terharu dengan kedatangan masyarakat. Ini tidak ada hubungannya dengan saya yang mengontrol kotak kosong. Ini murni dari gerakan masyakarat,” paparnya seperti dilansir RMOL.co, edisi Jumat 6 Juli 2018.

Menurut Danny, dirinya menilai masyakarat menginginkan sesuatu yang baru. Menginginkan kemajuan yang ada di Makassar saat ini, dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

Lalu, seandainya pemilu Makassar ditunda hingga 2020, apakah Danny bersedia maju kembali?

“Saya belum mau berspekulasi. Yang namanya politik itu dinamis. Kita bicara yang sekarang saja. Saya saat ini fokus pada jabatan saya sebagai walikota. Andai masa jabatan saya berakhir besok, maka saya akan berkerja yang terbaik untuk rakyat,” pungkasnya.

Pilkada Kota Makassar semula diikuti oleh dua pasangan calon. Yakni, Danny Pomanto-Indira Mulyasari  (DIAmi) dan Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika (Appi-Cicu)

Kemudian, KPU Makassar mencoret Danny Pomanto dan pasangannya karena tersandung kasus hukum. Imbasnya, Pilwalkot Makassar diikuti oleh calon tunggal, yaitu Appi-Cicu yang hanya melawan kotak kosong. Namun, kenyataan pahit harus dialami Appi-Cicu karena harus bertekuk lutut kepada kotak kosong. (**)

Pos terkait