KRI Bima Suci, Si Penjelajah Dunia Kedua Anak Bangsa

TANJUNG PRIOK – Goresan tinta sejarah membuktikan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci telah menjadi kebanggaan bangsa. Kapal layar buatan Jerman, 1952 itu membuktikan ketangguhannya dengan dua kali mengarungi dunia.

Tak terhitung lagi prajurit handal lahir dari kapal tersebut, sejak dioperasionalkan oleh Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) kala itu pada 24 Januari 1953. Meski masih nampak gagah nan kokoh, tetap saja KRI Dewaruci semakin termakan usia. Rentan terhadap goncangan badai lautan.

Meneruskan perjuangannya, kini lahir kapal layar sejenis yang dinamakan KRI Bima Suci. Disaksikan para pejabat, seperti Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi kapal layar itu mempertunjukkan ketangguhannya di Dermaga Jakarta International Jakarta Container (JICT), Kamis (16/11/2017) setelah menjelajahi lautan dari negeri matador.

“Kita harus maksimalkan KRI Bisa Suci. Kalau (KRI) Dewaruci bisa mencapai umur 64 tahun, kita harap ini bisa sampai 100 tahun. Bukan tidak mampu, tapi kita tunjukkan bagaimana cara merawat kapal dengan baik,” kata Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, saat ditemui di Dermaga Jakarta International Jakarta Container (JICT), Kamis (16/11/2017).

# Taruna Handal Bakal Dilahirkan dari KRI Bima Suci

Sama seperti KRI Dewaruci, KRI Bima Suci digunakan sebagai pelatihan para taruna TNI-AL. Di kapal itulah, mereka dididik untuk menjadi penjelajah dunia handal. Sebagai bekal mempertahankan garis batas teritorial laut Indonesia.

“KRI Dewaruci akan tetap digunakan untuk melatih anak buah kapal (ABK), sehingga mereka punya pengalaman berlayar,” terang Laksamana TNI Ade Supandi, yang kini menjabat KSAL.

Mencoba membuka pandangan lebar, ditegaskannya bela negara tak sekadar di atas permukaan tanah saja. Namun tantangan tersulit berada pada lautan, yang tentunya harus memiliki ilmu, keberanian, dan pengalaman tinggi.

“Bela negara nggak cuma di darat tapi juga di laut. Ikut berlayar juga supaya tahu pulau kecil-kecil dan pulau terluar Indonesia,” ungkapnya.

# Segudang Kecanggihan KRI Bima Suci

Sekilas penampakan KRI Bima Suci tak jauh berbeda dengan pendahulunya, KRI Dewaruci. Hanya saja, perbekalan alat lebih mumpuni sehingga terkesan tangguh saat mengarungi lautan.

Spesifiknya, KRI Bima Suci memiliki ukuran panjang 111,20 meter, lebar 13,50 meter, dan kedalaman draft 5,95 meter. Terdapat tiga tiang layar berketinggian berbeda, yakni tiang haluan 51,15 meter, tiang tengah 51,87 meter, dan tiang buritan 49,51 meter. Sedikitnya 26 layar dapat dimaksimalkan hingga mencapai kecepatan 15 knot.

“Sebanyak 110 taruna dapat terakomodasi kapal layar itu, dibanding KRI Dewa Ruci yang hanya mampu mengakomodasikan 50 taruna. Total keseluruhan dapat mengakomodasi sebanyak 203 akomodasi,” jelas Ade.

Komandan KRI Bima Suci, Letkol Laut (P) Widyatmoko Baruno Aji mengakui KRI yang dikomandoinya memiliki sejumlah fasilitas modern. Tak sekadar desain mumpuni, namun dibuktikannya dengan pembekalan alat teleconference satelit. Data digital serta instrumen navigasi pelayarannya juga dianggapnya lebih modern dibanding kapal pendahulunya.

“Kapal ini bisa teleconference antara Indonesia dengan kapal menggunakan satelit. Jadi bisa langsung komunikasi dengan taruna yang ada di dalam kapal,” sambungnya.

Tak hanya itu, keunggulan lainnya yakni adanya instrumen pemurnian air laut menjadi air tawar. Taruna tak perlu lagi khawatir kehabisan air tawar saat berlayar. Pengisian ulang air tawar pun tak perlu lagi dilakukan saat kapal bersandar.

“Kita juga sudah bisa mengubah dari air laut jadi air tawar. Jadi kita tidak pernah isi ulang air tawar di pangkalan atau negara yang disinggahi,” ungkapnya.

# Kerjasama Dilakukan KRI Bima Suci

Menhan Ryamizard Ryacudu mempersilahkan KRI Bima Suci untuk melakukan kerjasama dengan siapa pun. Terutama dengan steakholder pemerintahan Indonesia agar harmonisasi berjalan baik.

“Kerja sama kan itu baik. Siapa pun boleh melakukannya dengan KRI Bima Suci,” terang Ryacudu.

Mendengar hal itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti nampak tak sabar berbicara dihadapan awak media. Dia meminta TNI AL dapat bekerjasama dengan kementeriannya. Terutama mengadakan latihan komando agar KKP lebih gesit.

“Pekerjaannya kan sama saja. Sama-sama urusan laut. Coba nanti kita rencanakan kerjasamanya,” ungkap menteri nyentrik pada kabinet kerja Joko Widodo.

Secara gamblang, Susi mendukung adanya penerus KRI Dewaruci, terutama agar Indonesia menuju poros maritim dunia. Bahkan, Susi pun menyeletuk agar jumlah kapal terus ditambah.

“Ya kita dukung semuanya ini. Biar kita semakin bangsa sama Indonesia,” tutupnya.(*)

Pos terkait