PALOPO — Berhasil lolos ke Final Walikota Cup II setelah membungkam IPJ Kel. Jaya Telluwanua 1-4 di Semifinal, Coach Dafa Difa, Syamsu merasa bahagia, Kamis (18/07).
Ia sebut, kemenangan tersebut hasil kerja keras timnya yang selama 2 x 30 menit, tak pernah surut semangatnya, apalagi setelah kedudukan berhasil disamakan 1-1 di babak kedua oleh IPJ tak membuat Ricky dkk bergeming.
“Anak-anak sudah bermain apik, kerjasama, semangat dan skill memang kita lebih baik, tapi IPJ juga cukup bagus, mampu mengimbangi tadi, yah kita cukup puas,” ucap Syamsu.
Lain halnya, pemain dan official IPJ, ia merasa kepemimpinan wasit dan hakim garis dalam partai hidup mati ini sedikit menguntungkan rivalnya itu.
Mursalim, Pemain IPJ, merasa saat tercipta gol kedua Dafa Difa oleh Raikard (10) berbau offside. Sayangnya, hakim garis dan wasit tidak melihat hal itu, mereka tidak netral, gerutu center bek IPJ itu.
Arsul, Manajer IPJ, usai pertandingan beranggapan, hakim garis dan wasit yang bertugas, lebih cenderung memberi keputusan yang tidak adil, bagi timnya terutama setelah skor berubah 1-1.
“Saya lihat, wasit ini saat kami menyerang dinyatakan offside, tapi saat lawan kami offside tidak diangkat benderanya, begitupun saat pemain kami no punggung 10 (Pangki) dinyatakan offside padahal menurut kami tidak, dan saat pemain kami, nomor 9 (Zam) dilanggar dua pemain belakang Dafa Difa di kotak pinalti wasit tidak anggap pelanggaran,” beber Arsul.
Lanjutnya, ini jadi catatan penting bagi kami, agar fair play dan sportivitas ditegakkan, semprot manajer IPJ itu yang mendatangi meja wasit Pengawas Pertandingan.
Sementara itu, Rahmat Adam selaku Inspektur Pertandingan (IP), mengatakan, hal yang lumrah dalam sebuah pertandingan tim yang kalah merasa dirugikan oleh kepemimpinan wasit.
“Sepanjang 2 x 30 menit tadi cukup bagus, wasit dan hakim garis sudah melaksanakan tugas dengan baik, mereka memiliki wewenang penuh di lapangan, jika ada protes hal yang lumrah saja, tentu itu jadi catatan kami,” tandasnya.
(*)