PALOPO — Puluhan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Andi Djemma Palopo yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) menggelar aksi unjukrasa di depan gedung rektorat Universitas Andi Djemma, Jumat 18 Januari 2019.
Para demonstran meminta kejelasan dan transparansi sekaitan dengan alur” peruntukan uang pembayaran, mulai dari uang final, uang spp yang di bayar satu kali per mahasiswa ketika masuk ke Universitas Andi djemma.
Karena pada saat melakukan audience di Fakultas Ekonomi beberapa waktu lalu tidak ada rasionalisasi yang diberikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi maupun Ketua Program Studi.
Dan bahkan para petinggi fakultas ekonomi mengatakan kepada mahasiswa pada saat audiens di dalam ruangan rapat fakultas
“Kalau adek-adek mahasiswa mengeluh persoalan pembayaran yang begitu mahal, silahkan cari kampus yang lebih murah dari Unanda” menurut dua orang mahasiswa yang ikut pada saat audiens di dalam ruang rapat fakultas beberapa waktu lalu yang bernama Hermawan Tarmuzi dan Komang Jordi selaku Wajenlap pada aksi ini mereka mengatakan, “ini bahasa yang seharusnya tidak boleh dikeluarkan dari mulut seorang tenaga pendidik, karena ketika kita tarik history didirikannya Yayasan Tociung Luwu pada saat itu, karena keterbatasan ekonomi pemuda dan pemudi Tana Luwu pada saat itu yang tidak mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi di luar dari Tana Luwu”.
Sebelum melakukan aksi di depan gedung rektorat, HMM menggelar aksi di dalam kampus IV (kampus ekonomi) sembari menggalang massa untuk bersama sama ke gedung rektorat.
Setibanya di depan gedung rektorat, para demonstran yang tegabung dalam Himpunan Mahasiswa manajemen langsung membentangkan spanduk yang berisi tuntutan. Diantaranya:
1. Sarana dan prasarana yang tidak memadai.
2. Transparansi uang BOP
3. Uang final
4. Pengadaan dosen agama hindu
5. Evaluasi kinerja dosen
Sembari peserta aksi melakukan orasi secara bergiliran. Seperti yang diteriakkan salah satu peserta aksi.
“Jikalau kampus hari ini masih bersikukuh untuk tidak mentransparansikan alur alur peruntukkan uang pembayaran mahasiswa, maka kuat dugaan ada indikasi korupsi di dalamnya” tegas Febriansyah selaku jendral lapangan.
Karena persoalan tidak adanya Rektor Universitas Andi djemma di gedung rektorat. Maka massa aksi menolak untuk audience bersama dengan pihak rektorat. Akan tetapi jenlap menegaskan, “tidak menutup kemungkinan, HMM akan kembali berdemonstrasi di depan gedung rektorat dengan kapasitas massa yang lebih banyak lagi”.(Zha)