PALOPO — Pemilihan Calon legislator yang akan digelar April 2019 mendatang ternyata membuat kelimpungan Partai Politik untuk memenuhi Kuota 30% keterwakilan perempuan. Tidak hanya ditingkat Lokal, hal yang sama juga dirasakan pengurus Partai di Level Provinsi dan Nasional.
Berbagai jurus pun dilakukan Parpol agar syarat 30% keterwakilan perempuan itu bisa terpenuhi. Menurut Praktisi media yang juga Pemimpin Redaksi Ratona TV Nurhaeni Amir, perempuan memang masih banyak yang belum tertarik ke politik. Alasannya bisa macam-macam. Ada yang tidak ingin dibuat repot untuk memikirkan konsituennya, tidak berani tampil di depan umum dan mengambil peran, termasuk lingkungan yang kadang memang tidak mendukung.
“Misalnya begini, biasanya perempuan itu lebih suka jalan-jalan, belanja, ngerumpi dan mengurus rumah tangga. Nah bahan bacaan dan tontonannya juga berbeda dengan laki-laki kebanyakan. Kalau perempuan lebih banyak yang suka nonton sinetron, termasuk program gosip selebritis. Kalau pun membaca dan mencari informasi lebih banyak ke majalah atau katalog berisi fashion dan make up,” Ungkap Nurhaeni.
Perempuan yang sering disapa Neni ini juga mengatakan jika pendidikan termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi. “rata-rata tingkat pendidikan perempuan lebih rendah dari laki-laki,” imbuhnya.
Meski demikian, Neni berharap perempuan bisa semakin berbenah dan belajar untuk melek politik. Dirinya mencontohkan, di Rwanda, negara yang ada di bagian Timur Afrika ini jumlah perempuan yang terjun ke dunia politik untuk jabatan publik jumlahnya 61% lebih. Angka ini menurut Neni paling tinggi dibanding negara-negara lain di dunia termasuk Amerika Serikat.
Untuk itu, ke depan, partai juga perlu memikirkan cara yang lebih jitu agar bisa menarik lebih banyak perempuan untuk terjun ke politik termasuk bagaimana membina kader perempuan di internal Partai agar nantinya laku “dijual”. (**)