MEDU-ONLINE | Najwa Shihab akhirnya buka suara terkait serangan dari artis Nikita Mirzani.
Dia menjawab sindiran Nikita tersebut secara elegan dan menohok.
Adapun Nikita sempat menyerang Najwa Shihab setelah ia mengkritik soal gaya hedon kepolisian.
Melansir dari YouTube KH INFOTAINMENT, Rabu (12/10), Najwa Shihab menanggapi hal tersebut ketika hadir dalam program Generasi Happy yang dibuat Indosat Ooredoo Hutchison melalui brand Tri, di Jakarta, Rabu (5/10).
Dalam keterangannya, Najwa Shihab mengaku tidak ingin jika isu publik dikerdilkan dan malah fokus pada drama personal.
“Saya tidak ingin isu publik dikerdilkan, dengan membahas sesuatu yang akhirnya menjadi drama personal,” tuturnya.
Berikut pernyataan lengkap Najwa Shihab:
Saya jadi wartawan itu udah 22 tahun, memang kerap kali mengangkat isu publik dan isu publik di mana-mana itu pasti ada pro dan kontra.
Jadi menurut saya sepanjang perdebatannya di soal isu-isu kepublikan yang pro dan kontra, saya sudah terbiasa menghadapi itu selama 22 tahun dengan mengangkat topik yang sangat beragam.
Besok kita ngangkat soal bola, kita angkat Tragedi Kanjuruhan di Mata Najwa, usut sampai tuntas.
Isu bola itu juga isu yang selalu dekat dengan hati saya, karena saya gila bola.
Soal PSSI, misalnya, kita sudah ngangkat, sampai lupa jilid ke berapa, karena sering mengangkat isu (sepak) bola dan isu PSSI, itu baru satu contoh.
Kita mengangkat juga soal mafia hukum, kemarin saya diundang oleh Menkopolhukam Pak Mahfud MD untuk memberikan masukan ke pemerintah soal bagaimana agenda reformasi hukum dan peradilan.
Saya datang bersama teman-teman perwakilan lembaga sipil yang lain memberi masukan ke Pak Mahfud MD.
Apa yang penting dilakukan pemerintah untuk membenahi agenda reformasi hukum.
Sebelumnya juga kita banyak bicara kita bikin generasi muda yang memang paham melihat politik bukan hanya sebagai ribut-ributnya elit, namun politik sebagai rangkaian kebijakan publik.
Jadi selama 22 tahun saya menjadi wartawan fokus di (isu) politik dan hukum, sudah terbiasa untuk melihat berbagai pro-kontra dan itu bagian dari pekerjaan.
Menurut saya mari kita fokus pada isu utamanya.
Saya tidak ingin isu publik dikerdilkan, dengan membahas sesuatu yang akhirnya menjadi drama personal.
Sudah terlalu banyak drama di negeri ini, jadi mari kita fokus pada apa yang utama, isu-isu kepublikan, dan mari kita lihat pro-kontranya dari kaca mata publik.
Karena sekali lagi pekerjaan kita nih, teman-teman wartawan menyuarakan apa yang penting bagi publik, jadi mari kita fokus pada apa yang penting, kemudian tidak tergeser pada hal-hal yang tidak penting.
Negeri ini sudah terlalu banyak hal yang harus sama-sama bicarakan.
(ist)