Nurdin Halid: Tanpa Bantaeng NH-Aziz Tak Bisa Menang

Bakal Calon Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Halid melanjutkan perjalanannya mengelilingi sejumlah daerah di Sulawesi Selatan. Tiba di Kabupaten Bantaeng, Nurdin Halid menyempatkan singgah ‘mappatabe’ bersama rombongan.

Kirab menuju Kota Makassar, Nurdin Halid disambut meriah di Kabupaten Bantaeng. Antusias warga tampak meriah dan penuh semangat kala pasangan Aziz Qahhar Mudzakkar ini tiba di kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantang, Kamis, 16 November 2017.

Dihadapan warga Bantaeng, Nurdin Halid menyatakan perjuangan untuk memenangkan pertarungan politik di Pilgub Sulsel tidaklah mudah. Apalagi tanpa bantuan dan dukungan dari masyarakat Bantaeng secara khusus.

“Saya bersama Ustads Aziz tidak mungkin bisa bekerja sendiri. Acara mappatabe tidak lain adalah tradisi masyarakat bugis-Makassar. Ini bertanda bahwa saya bersama Ustads Aziz Qahhar Mudzakkar tidak berjuang sendiri,” ucap Nurdin Halid.

Bersama Aziz Qahhar Mudzakkar, kata Nurdin Halid, yakin jika dirinya tak akan mampu berjuang sendiri. Sulit untuk mencapai keberhasilan demi mewujudkan visi Sulsel Baru.

“Perjuangan tidak mudah, hambatan begitu banyak, tantangan terbentang di depan mata, tetapi tentangan itu, hambatan yang begitu banyak, akan terasa ringan. Saya yakin kalau masyarakat Bantaeng turut bersatu memilih pemimpin yang memiliki keikhlasan, punya mimpi untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, maju, mandiri, itulah Sulsel baru. Saya yakin perjuangan ini akan mudah dengan bantaeng ikut serta bersatu,” tuturnya.

Menurutnya, seluruh elemen masyarakat di Sulawesi Selatan harus bersatu untuk mewujudkan visi Sulsel Baru. Olehnya itu, tagline sama-sama ki terus digaungkan oleh pasangan nasionalis-religius tersebut. Olehnya itu, Nurdin Halid berharap dukungan dari warga Bantaeng.

“Saya punya keyakinan, tanpa Bantaeng, NH-Aziz tidak bisa menang. Bantaeng akan memberikan kontribusi yang besar bagi NH-Aziz. Saya yakin, masyarakat bantaeng tidak memilih karena kesukuan, tidak karena etnis, tidak memilih karena professor, tapi karena siapa yang punya niat untuk membangun Sulawesi Selatan lebih baik,” ungkapnya.

“Kenapa kami mappatabe, ini sebagai wujud tekad kami, keseriusan kami, untuk bersama masyarakat Sulsel mewujudkan Sulsel Baru. Bukan karena ingin merebut kekuasaan, bukan karena hendak menumpuk harta, tapi murni untuk mengurus warga yang ada di pelosok, di desa, di kampung-kampung,” ucapnya menambahkan.

Pos terkait